
Apa itu Infant Industry Theory?
Apa itu Teori Infant Industry? Teori
Infant Industry atau teori industri baru adalah konsep dalam ekonomi yang menyatakan bahwa industri domestik yang baru berkembang (infant industry) membutuhkan perlindungan sementara dari persaingan internasional agar dapat tumbuh dan menjadi kompetitif di pasar global. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Amerika,
Alexander Hamilton pada akhir abad ke-18 dan dikembangkan lebih lanjut oleh
Friedrich List, seorang ekonom Jerman pada abad ke-19. Menurut teori ini, industri yang masih baru belum memiliki kapasitas untuk bersaing dengan perusahaan asing yang sudah mapan dan memiliki keunggulan dalam skala ekonomi, teknologi, dan pengalaman. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan perlindungan dalam bentuk tarif impor, subsidi, atau kebijakan lainnya hingga industri tersebut cukup kuat untuk bersaing secara mandiri.
Bagaimana Teori Infant Industry Bekerja? Teori ini bekerja berdasarkan premis bahwa industri baru membutuhkan waktu untuk:
Mengembangkan teknologi dan efisiensi produksi → Industri yang baru berdiri mungkin masih memiliki biaya produksi yang tinggi karena belum memiliki teknologi canggih atau skala produksi yang besar.
Meningkatkan keterampilan tenaga kerja → Tenaga kerja lokal membutuhkan waktu untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam industri tersebut.
Membangun jaringan pasokan dan distribusi → Perusahaan baru perlu membangun hubungan dengan pemasok, distributor, dan pelanggan agar bisnisnya berkembang.
Meningkatkan daya saing global → Setelah mencapai skala ekonomi yang lebih besar, industri yang awalnya terlindungi bisa bersaing secara bebas dengan perusahaan asing. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah biasanya menerapkan kebijakan seperti:
Tarif dan kuota impor → Menaikkan pajak impor agar produk luar negeri menjadi lebih mahal dibandingkan produk lokal.
Subsidi dan insentif fiskal → Memberikan bantuan finansial atau keringanan pajak bagi industri dalam negeri agar dapat berkembang lebih cepat.
Regulasi protektif → Menerapkan aturan yang membatasi masuknya produk asing atau mendorong konsumsi produk dalam negeri. Namun, perlindungan ini harus bersifat
sementara. Jika diterapkan terlalu lama, industri yang dilindungi bisa menjadi tidak efisien dan bergantung pada subsidi pemerintah tanpa pernah benar-benar bersaing di pasar global.
Contoh Penerapan Teori Infant Industry Industri Otomotif Korea Selatan Pada tahun 1960-an, Korea Selatan masih sangat bergantung pada impor kendaraan dari negara lain. Untuk melindungi industri otomotifnya, pemerintah Korea Selatan menerapkan kebijakan proteksi seperti tarif tinggi terhadap impor mobil dan memberikan subsidi kepada perusahaan otomotif dalam negeri, seperti Hyundai dan Kia. Setelah beberapa dekade, perusahaan-perusahaan ini akhirnya mampu bersaing secara global dan menjadi pemimpin dalam industri otomotif dunia.
Industri Teknologi China China telah menggunakan strategi infant industry untuk mengembangkan industri teknologi dalam negerinya. Perusahaan seperti Huawei dan Xiaomi awalnya mendapat dukungan pemerintah melalui subsidi dan proteksi pasar. Pemerintah China juga membatasi akses perusahaan teknologi asing seperti Google dan Facebook agar perusahaan domestik memiliki peluang untuk tumbuh. Saat ini, China memiliki industri teknologi yang sangat kuat dan kompetitif secara global.
Industri Pesawat Terbang Brasil (Embraer) Brasil mendukung perkembangan industri penerbangan domestiknya dengan memberikan subsidi kepada Embraer. Dengan kebijakan ini, Embraer dapat berkembang dan kini menjadi salah satu produsen pesawat terbesar di dunia, bersaing dengan Boeing dan Airbus.
Kesimpulan Teori
Infant Industry menjelaskan bahwa industri baru di suatu negara memerlukan perlindungan sementara agar dapat berkembang dan bersaing dengan perusahaan asing yang sudah mapan. Namun, perlindungan ini harus diberikan dengan batas waktu yang jelas agar tidak menyebabkan ketergantungan atau inefisiensi dalam jangka panjang. Banyak negara telah berhasil menerapkan teori ini untuk membangun industri yang kuat, seperti Korea Selatan, China, dan Brasil. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, kebijakan proteksi ini dapat merugikan konsumen dan menciptakan industri yang tidak kompetitif di tingkat global. Oleh karena itu, strategi perlindungan harus disertai dengan kebijakan yang mendorong inovasi, peningkatan efisiensi, dan akhirnya membuka persaingan di pasar bebas.
*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading