Namun, selama perang terjadi, produk dan barang baru yang dapat mempermudah hidup para tentara selama peperangan telah ditemukan. Lalu, di masa damai, banyak dari barang tersebut yang menjadi sukses dan populer secara komersil di seluruh dunia. Di galeri foto kami, Anda bisa melihat barang-barang yang ada berkat perang dan secara luar biasa dapat mempermudah hidup khalayak hingga saat ini.
Mie Instan
Momofuku Ando menciptakan mie instan pertama di dunia. Setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II, negeri tersebut mengalami kesulitan besar dalam persediaan makanan. Pemerintah menghimbau rakyatnya untuk memakan banyak roti, namun rakyat Jepang yang terbiasa memakan mie dan nasi, tidak menyukai roti. Terancam kelaparan, pengusaha muda bernama Ando mendapatkan ide untuk membuat mie instan, yang dapat dengan sukses ia ciptakan.
Setelah sejumlah percobaan gagal, Ando mengungkapkan resep mie yang sempurna ('ramen' dalam bahasa Jepang): setelah menggoreng mie yang dibasahi air kaldu dalam minyak kelapa sawit, dia mengeringkannya.
Pada tahun 1958, mie instan dengan dua kantong minyak kelapa sawit dan bumbu-bumbu yang ditambahkan mulai dijual dan mendapatkan popularitas besar di seluruh dunia.
Kentang Goreng
Ada banyak versi cerita tentang kemunculan kentang goreng. Yang paling sering didengar adalah cerita tentang pengusaha John Simplot. Di malam Perang Dunia II, Simplot adalah seorang pemasok kentang terbesar di Barat. Para ahli di perusahaannya telah mengembangkan metode baru dalam mengeringkan kentang yang dapat membuat sang pengusaha menjadi pemasok utama kentang untuk pasukan tentara AS.
Setelah perang berakhir, Simplot memutuskan untuk membekukan produk ini. Sejak saat itu, kentang goreng yang dibekukan telah menjadi salah satu produk terpopuler di masa ini.
Tampon
Produk kebersihan khusus wanita ini juga ada selama perang. Selama Perang Dunia I, situasi kedokteran berada pada tingkat yang sangat buruk. Untuk memperbaiki keadaan, Kimberly-Clark mengembangkan kain penyerap yang ringan yang disebut dengan Cellucotton, digunakan untuk menolong tentara-tentara yang terluka. Setelah perang, sisa perban ini diberikan ke para perawat Palang Merah. Setelah itu, Kimberly-Clark mulai memproduksi kain pembersih khusus untuk wanita.
Model tampon Kotex diproduksi oleh Tampax selama Perang Dunia II.
Pemanis Buatan
Sejarah pengganti gula dimulai pada tahun 1879 di Amerika Serikat. Saat ahli kimia asal Amerika, Constantin Fahlberg, menarik perhatian pada kenyataan bahwa roti yang telah ia makan saat makan malam memiliki rasa yang manis. Namun, keluarganya tidak mengecap rasa manis tersebut. Setelah itu, Fahlberg mengambil kesimpulan bahwa bukan roti tersebut yang manis, melainkan jari-jarinya setelah ia bekerja dengan asam benzoat sulfamide.
Setelah serangkaian penelitian, ia menyimpulkan bahwa senyawa asam benzoat sulfamide ternyata sangat manis. Peristiwa tersebut adalah asal mula sakarin, yang secara aktif digunakan selama Perang Dunia I karena kurangnya persediaan gula, tercipta.
Jarum Suntik Sekali Pakai
Pada tahun 1949, penemu asal Amerika bernama Arthur Smith mengembangkan jarum suntik sekali pakai dari bahan kaca. Tujuh tahun kemudian, jarum suntik sekali pakai dari bahan plastik diciptakan oleh ahli farmasi asal Selandia Baru, Colin Murdoch. Selama beberapa tahun berikutnya, Murdoch secara aktif menyempurnakan penemuannya, dan produksi industri untuk jarum suntik sekali pakai berbahan plastik dimulai sejak tahun 1961.
Selama Perang Dunia I, para tentara yang terluka mendapat suntikan penghilang rasa sakit, termasuk morfin. Pada awal Perang Dunia II, jarum suntik lama mulai digantikan oleh yang baru yang lebih praktis, yang memungkinkan untuk mengukur dosis obat. Selanjutnya, jarum suntik standar dibuat, yang telah diisi oleh dosis morfin.