Mata uang Eropa telah ada dalam bentuk non-tunai selama tiga tahun pertama sejak diperkenalkan. Cara pembayaran baru dimasukkan ke dalam sirkulasi dalam nilai tukar senilai $ 1.1747. Pada awalnya, para ahli mencatat sedikit pelemahan euro, tetapi pada Oktober 2000, bank sentral utama melakukan investasi bersama dalam mata uang tersebut. Namun, sebagian besar euro diperdagangkan lebih tinggi daripada dolar AS.
Sejarah mata uang euro dimulai pada tahun 1969 ketika Perancis, Jerman, Italia, Belgia, Belanda, dan Luksemburg sepakat untuk membentuk serikat ekonomi dan moneter. Pada tahun 1979, mekanisme nilai tukar mata uang diluncurkan. Nilai tukar mata uang para anggota Masyarakat Ekonomi Eropa, pendahulu Uni Eropa, saling terkait satu sama lain.
Pada awalnya, hanya 11 negara Uni Eropa (dari 15 negara) yang menjadi anggota serikat. Kemudian yang lain bergabung. Pada tahun 1998, sebuah jam dipasang di Brussel yang menghitung mundur waktu sebelum mata uang tunggal Eropa diperkenalkan.
Pada Januari 1999, 11 negara Uni Eropa menyetujui nilai tukar mereka dengan mata uang baru. Selama periode ini, regulator nasional mengalihkan fungsi kebijakan moneter mereka ke Bank Sentral Eropa (ECB).
Pada Januari 2002, uang kertas euro masuk ke dua belas negara Uni Eropa. Robert Kalina, seorang desainer Austria, menciptakan desain akhir untuk uang kertas baru. Pada saat ini, jumlah anggota Zona Euro telah meningkat dari 11 menjadi 19 negara. Pada 2015, Lithuania adalah salah satu negara terakhir yang mengadopsi euro.
Saat ini, sekitar 340 juta orang tinggal di zona euro. Euro mengambil tempat kedua setelah greenback dalam hal volume perdagangan di Forex. Namun, euro adalah pemimpin dalam hal jumlah uang kertas dan koin yang beredar. Menurut ECB, jumlah uang kertas lebih dari 1,2 triliun euro.
Ada banyak Presiden ECB yang menangani berbagai masalah terkait euro. Willem Duisenberg adalah kepala ECB pertama dan pada tahun 2003 beliau digantikan oleh Jean-Claude Trichet. Dirinya memegang posisi ini selama delapan tahun. Pada November 2011, Mario Draghi menggantikan Jean-Claude Trichet. Langkah pertamanya sebagai Presiden ECB adalah mengatasi krisis utang di Yunani. Namun, era Mario Draghi bukanlah tonggak paling bahagia dalam sejarah euro. Beliau menyerahkan tongkat estafet kepada Christine Lagarde, wanita pertama yang memimpin dua institusi paling penting di dunia: IMF dan ECB.
Meski demikian, Draghi melakukan banyak hal untuk kawasan euro. Ketika banyak orang khawatir terhadap kejatuhan zona euro, Mario Draghi mengatakan dirinya akan melakukan segala yang mungkin untuk menyelamatkan euro. Beliau meluncurkan program stimulus moneter, pembelian obligasi negara dan korporasi Eropa. Hasilnya, neraca Bank naik menjadi 4,7 triliun euro. Namun, kebijakan pelonggaran kuantitatif ditunda tahun ini.
Menurut para ahli dari ING Bank, sejarah mata uang Eropa selama 20 tahun telah mengubah zona euro dan membuat penyesuaiannya sendiri terhadap ekonomi. Banyak analis percaya bahwa Jerman akan menderita kerugian besar jika memperkenalkan mata uang Eropa baru.
Nilai tukar Jerman terhadap euro dinilai terlalu tinggi, dan ini dapat berdampak negatif pada ekonomi Jerman. Namun, justru sebaliknya. Jerman menjadi negara yang paling kompetitif secara ekonomi di zona euro.
Terlepas dari semua masalah, perubahan ke zona euro memiliki lebih keuntungan daripada kerugian sejauh ini. Misalnya, di pasar tenaga kerja Eropa, pangsa populasi usia kerja telah tumbuh selama 20 tahun, dan kini jauh lebih tinggi daripada di Amerika Serikat. Politisi sering melihat euro sebagai sumber utama masalah ekonomi sedangkan warga biasa percaya bahwa euro adalah bagian penting dari integrasi Eropa. Menurut analis di Eurobarometer, mayoritas responden (74%) mendukung euro, dan hanya 20% dari populasi menentang mata uang tunggal tersebut.