Posisi 10 - Finlandia
Kelembutan rakyat Finlandia kepada lingkungan disebabkan bukan hanya karena norma-norma Uni Eropa namun juga hasrat alami penduduk negara tersebut untuk menjaga alam mereka.
Kebijakan pemerintah Finlandia ditujukan pada pembersihan sungai dan danau secara umum, terciptanya jaringan luas area-area alam yang terlindungi, dan meningkatnya kualitas udara di dekat zona-zona industri.
Posisi 9 - Irlandia
Irlandia terkenal akan reputasi ekologisnya yang sempurna. Dalam wilayahnya, terdapat banyak cadangan alam dan taman-taman nasional yang menempati pulau tersebut dalam suasana yang tentram dan damai.
Jutaan penggemar ekowisata bermimpi dapat mengunjungi Pulau Zamrud tersebut. Di antara situs-situs ekologis paling terkenal di Irlandia adalah Beech Alley, the Giants Causeway, The Cliffs of Moher dan yang lainnya.
Posisi 8 - Austria
Permasalahan lingkungan di Austria terkait dengan pembangunan infrastruktur parawisata dan dampak pemanasan global di pegunungan Alpen.
Kualitas kehidupan di Austria diakui sebagai yang tertinggi di dunia, sebagian besar berkat parameter-parameter lingkungan yang penting seperti kualitas air, ketersediaan sumber air, peningkatan sistem sanitasi dan pembuangan air. Ini adalah hasil dari kerja keras struktur pemerintahan negara dan sikap rakyat Austria yang aktif.
Posisi 7 - Luksemburg
Luksemburg disebut sebagai "Jantung Hijau Eropa" dan "Swiss Kecil" di seluruh dunia karena kemiripannya dengan sebuah taman yang besar.
Negara ini bangga dengan "Pusat untuk Teknologi Lingkungan (CRTE)"-nya yang terkenal, dimana para spesialis di dalamnya terlibat dalam sumber-sumber energi terbarukan, seperti eko-desain dan eko-bangunan.
Posisi 6 - Inggris
Britania Raya sangat serius untuk mengatasi permasalahan lingkungannya: oleh karena itu, mengurangi emisi gas dari rumah kaca, filtrasi dan daur ulang limbah industri merupakan hal yang sangat penting di negara ini. Pemantauan lingkungan secara berkala membuat situasi tetap terkendali.
Menurut rencana baru pemerintah, pada 2040 penjualan mobil baru berbahan bakar bensin dan solar akan dilarang dan denda akan diberikan kepada mereka yang mengendarai mobil-mobil "kotor."
Posisi 5 - Swedia
Sejumlah besar perusahaan manufaktur dan pabrik tidak mencegah Swedia mendapatkan peringkat yang cukup tinggi pada daftar ini.
Sejak konferensi PBB pertama mengenai perlindungan lingkungan, yang diselenggarakan di Stockholm pada 1972, permasalahan lingkungan yang sama pentingnya dengan isu-isu ekonomi dan migrasi, mulai diperhatikan tidak hanya oleh pemerintah lokal namun juga penduduknya sendiri.
Pengurangan emisi gas rumah kaca yang belum pernah terjadi sebelumnya, penyebaran penggunaan bahan bakar hayati, teknologi terbaru untuk menyortir dan mendaur ulang sampah, penerapan program penyuburan lingkungan telah membawa Swedia dalam daftar negara-negara terbersih di dunia.
Posisi 4 - Malta
Minimnya air minum segar di Malta ditebus dengan kebijakan pajak yang bijaksana oleh pemerintahan negara tersebut. Kebijakan tersebut termasuk mendorong alat tranportasi yang ramah lingkungan dan mensubsidi energi surya dan air.
Perkembangan ekowisata yang terkenal di seluruh dunia pada pulau ini didukung oleh ikllim Mediterania yang sejuk, peninggalan sejarah yang kaya, infrastruktur maju dan keramahan warga setempat.
Posisi 3 - Denmark
Peningkatan situasi ekologi telah menjadi gagasan nasional di Denmark; oleh karena itu, negara ini secara aktif menggunakan teknologi-teknologi ramah lingkungan terbaru yang banyak diantaranya dipasok ke luar negeri.
Sampah di Denmark dianggap sebagai sebuah sumber. Pemanfaatan sampah untuk membangkitkan energi panas dan listrik dilakukan di pembangkit-pembangkit baru yang dibangun hanya di pinggir kota-kota Denmark.
Diketahui bahwa pada 2050, Denmark berencana untuk mentransferkan seluruh dayanya ke stasiun-stasiun tenaga angin yang tersebar di sepanjang negeri.
Posisi 3 - Denmark
Para tamu Denmark takjub dengan energi panas yang digunakan untuk penerangan dan pemanasan di banyak gedung. Terdapat juga desa-desa ekologis yang penduduknya menjual surplus listrik yang dihasilkan oleh batere surya ke perusahaan-perusahaan energi.
Hampir tidak ada kemacetan lalu linta di Denmark; 20% penduduknya berangkat kerja menggunakan sepeda. Selain itu, atap rumah-rumah dihijaukan sehingga tidak hanya meningkatkan masa hidup lapisannya namun juga menyediakan udara yang bersih, menyerap hujan, melindungi rumah dari radiasi ultraviolet dan perbedaan suhu.
Posisi 2 - Perancis
Terlepas dari perkembangan industri yang tinggi, situasi ekologis di Perancis lebih dari kata mendukung.
Hal ini berkat diversifikasi sumber-sumber energi: 80% produksinya berasal dari pembangkit energi nuklir, sementara 20% sisanya dihasilkan dari generator angin, batere surya dan pembangkit biogas. Jumlah mereka diperkirakan akan tumbuh dalam waktu dekat.
Kebijakan pemerintah Perancis ditujukan untuk memastikan bahwa semua orang dapat hidup dalam kondisi ekolobis yang nyaman. Mulai dari bangku sekolah, anak-anak diajarkan bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan yang aman.
Posisi 1 - Swiss
Selama bertahun-tahun, tidak ada negara di dunia yang dapat menantang posisi memimpin negara ini dalam hal pengelolaan ekologi dan sumber daya alam. Swiss memiliki seluruh syarat untuk hidup yang panjang dan bahagia: hutan-hutan tak terjamah, pegunungan dan dataran tinggi, padang rumput alpine, sungai dan danau yang bersih.
Namun, posisi pertama dalam daftar negara-negara paling ramah lingkungan di dunia bagaimanapun juga dijamin oleh kebijakan "hijau" pemerintahnya.
Pendekatan yang rasional untuk menjalankan negara memungkinkan Swiss untuk mencapai kesuksesan besar bukan hanya dalam bidang keamanan lingkungan namun juga dalam sejumlah indikator ekonomi, termasuk pembangunan manusia.