Jetpack
Banyak turis mengunjungi piramida di dataran tinggi Giza di Mesir. Namun, mata manusia sulit untuk mengamati seluruh bangunan setinggi 136 meter ini, Anda harus menengadahkan kepala Anda. Bayangkan bagaimana pandangan terhadap piramida akan berubah jika mereka dapat dilihat dari atas. Ini bisa menjadi kenyataan dalam waktu dekat dengan bantuan jetpack dari perusahaan Martin Aircraft di Selandia Baru. Kendaraan ini akan mampu mengangkat satu orang hingga setinggi 951 meter di udara. Jetpack ini dibuat untuk industri pariwisata, tetapi bidang layanan khusus telah menunjukkan minat pada teknologi ini.
Martin Jetpack adalah pesawat pertama, yang rencananya akan dirilis secara serial. Pesawat ini berbeda dari perangkat sejenis lainnya dalam hal operasi penerbangan. Jetpack ini terbang berkat baling-baling berdiameter kecil. Mereka berada di saluran annular dan digerakkan oleh mesin pembakaran internal. Jetpack digerakkan oleh teknik dorong reaktif yang dibuat oleh aliran jet.
Penjualan dimulai pada akhir tahun 2017. Perkiraan harga adalah $200.000.
Kapal Selam Turis
Dunia bawah laut menarik banyak wisatawan, dan jika Anda tak mahir menyelam, maka Anda dapat menggunakan kapal selam turis. Teknologi ini berkembang secara aktif. Pesiar ini ditawarkan kepada para turis di Siprus, Hawaii, Kepulauan Karibia, Mesir dan Spanyol. Produsen utama kapal semacam ini adalah Mobimar di Finlandia dan perusahaan Atlantis Submarines di Kanada. Kapal selam buatan Rusia, diluncurkan oleh Rubin Central Design Bureau pada tahun 1997, membawa turis di sepanjang pantai Larnaka (Siprus).
Kini, wisatawan dapat memilih kapal selam yang berbeda, misalnya, kelas kecil yang diproduksi oleh U-BoatWorx. Perkembangan kapal selam terakhir dari perusahaan ini adalah CruiseSub. Alih-alih memiliki lubang intip, kapal dilengkapi dengan ruang transparan besar. Berkat ini, wisatawan dapat menikmati panorama dunia bawah laut. Ada perahu untuk masing-masing penumpang. Di dalamnya, Anda bisa menyelam ke kedalaman rata-rata. Mereka diproduksi dalam seri terbatas. Jika kapal kini berlayar hanya di sepanjang pantai, mereka akan segera dapat melakukan pelayaran seluas laut, berenang di sepanjang Gelombang Teluk dan menyaksikan migrasi paus biru.
Robot-Robot Pelancong
Anda tidak punya cukup waktu atau uang untuk bepergian? Tidak masalah, Anda dapat melakukan petualangan di dunia tanpa bergerak. Teknologi telepresence memungkinkan Anda menonton acara dan hal-hal di tempat yang berbeda dari lokasi fisik Anda. Hal ini dapat dicapai dengan bantuan robot yang dikendalikan serta sambungan, helm realitas virtual, monitor komputer atau tablet. Robot ini diletakkan di tempat yang menarik perhatian pengguna. Anda tidak perlu mengelolanya secara detail, cukup tentukan arah gerakan. Robot akan memasuki pintu yang benar tanpa menabraknya.
Teknologi ini memiliki potensi besar. Robot semacamnya sudah diproduksi oleh perusahaan Rusia dan perusahaan-perusahaan asing lainnya. Mereka sudah terbiasa menghadiri konferensi, bahkan sebagai pembicara, atau menghadiri pameran. Jika seseorang, misalnya, sakit dan tidak dapat meninggalkan rumah, dengan bantuan robot, ia dapat "datang" ke lembaga pendidikan atau bekerja. Segera, teknologi ini akan masuk ke bisnis pariwisata.
Penyewaan robot akan menjadi jasa layanan biasa, seperti menyewa mobil. Robot akan ditempatkan di tempat yang menarik bagi wisatawan. Setiap orang yang memiliki akses ke Internet akan dapat menggunakan layanan ini.
Bepergian ke Lapisan Stratosfer
Perusahaan World View Enterprises Amerika berencana mengirim wisatawan ke stratosfer dalam kapsul yang akan diterbangkan dengan balon hingga ketinggian sekitar 32 km di atas permukaan laut. Hampir tidak ada pesawat terbang di ketinggian ini, bahkan awan, dengan pengecualian yang sangat langka, tetap berada di bawah lapisan ini. Pemandangan di sana sangat kosmik. Bahkan, lapisan ozon, yang sangat dikhawatirkan oleh para ahli ekologi, ada di stratosfer. Di dalam kabin tertutup, yang akan diangkat oleh balon raksasa, dengan luas 400 ribu meter kubik, akan menampung enam orang penumpang.
Durasi penerbangan di stratosfer akan berjalan selama sekitar dua jam. Namun, akan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam untuk sampai ke sana dari Bumi. Anda dapat bergerak dengan bebas di sekitar kapsul dan menggunakan Internet. Kapsul akan turun ke Bumi dengan parasut, dan balon akan terputus.
Pada bulan Oktober 2016, perusahaan berhasil menguji salinan kapsul turis yang diperkecil. Wisatawan pertama direncanakan untuk dikirim ke stratosfer pada tahun 2017. Harga tiket yang adalah 75ribu dolar AS.
Pariwisata Angkasa
Teknologi untuk pariwisata angkasa sudah ada. Namun, penerbangan ke luar angkasa masih belum terjangkau dan masif. Percobaan utama dibuat pada perusahaan swasta, seperti Blue rigin yang dimiliki oleh pemilik Amazon, Jeff Bezos. Area kerja utama adalah kapal suborbital yang dapat digunakan kembali. Pada 2016, perusahaan sekali lagi berhasil meluncurkan roketnya ke luar angkasa dan mengembalikannya ke Bumi. Direncanakan enam orang dapat ditampung dalam kapsul luar angkasa ini. Kapsul kembali ke Bumi dengan menggunakan parasut.
Virgin Galactic milik Richard Branson juga mengembangkan pariwisata ruang suborbital. Perusahaan ini dikenal dengan pesawat ruang angkasa suborbitalnya, Space Ship One dan Space Ship Two. Lebih dari setahun setelah kecelakaan, yang mengorbankan nyawa sang pilot, perusahaan ini memperkenalkan kapal baru.
Tokoh hotel, Robert Bigelow, berencana membangun hotel di orbit menggunakan teknologi modul tiup. Stasiun yang besar berukuran tiga kali lebih kecil dari ISS. Stasiun ini akan dapat menampung 3-4 tamu yang dapat menghabiskan beberapa hari dengan nyaman. Cepat atau lambat, pariwisata angkasa akan menjadi kenyataan.