Para ahli sepakat dengan pendapat bahwa Bitcoin telah menunjukkan hasil yang fantastis saat ini. Harganya melonjak, mencapai titik tertinggi sepanjang waktu. Pada tanggal 14 Agustus, harga kriptokurensi populer ini mencapai $ 4.260,12 setelah menyentuh $ 4.225,4 hari Minggu lalu. Kapitalisasi pasar Bitcoin naik sebesar $ 15 miliar minggu lalu dan naik 320% pada tahun lalu. Para ahli mengatakan ada empat sebab pertumbuhan rekor koin kripto ini. Mari kita lihat.
Kenaikan bitcoin saat ini tampaknya sebagian besar didorong oleh permintaan yang meningkat dari investor Jepang. Ini sangat populer di Jepang dengan trading bitcoin dalam yen Jepang menyumbang 42% dari volume trading global. Pemerintah negara itu mengakui bitcoin setelah melegalisasikannya sebagai bentuk pembayaran pada tahun 2017.
Alasan lain mengapa harga bitcoin melonjak adalah minat yang meningkat dari investor institusional. Kebanyakan regulator menunjukkan minat pada kriptokurensi. Mereka tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan teknologi baru. Dengan demikian, Fidelity Investments, salah satu perusahaan keuangan global, telah memperkenalkan fungsi yang memungkinkan kliennya mengetahui tentang bitcoin dan kepemilikan kriptokurensi lainnya yang disimpan di Coinbase.
Penyebab rekor tertinggi bitcoin lainnya adalah perubahan besar dalam strukturnya. Modernisasi jaringan bitcoin yang hampir selesai disajikan sebagai batu loncatan untuk pengembangannya. Dalam waktu dekat, juga dipersiapkan peluncuran protokol SegWit2x yang ditujukan untuk meningkatkan kecepatan transaksi. Ini akan memungkinkan investor untuk melakukan lebih banyak transaksi bitcoin.
Penyebab lain kenaikan harga bitcoin yang meroket adalah persepsi pasar sebagai tempat berlindung yang aman. Mata uang kripto baru telah mendapat dukungan kuat di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global. Menurut para analis, konflik saat ini antara Amerika Serikat dan Korea Utara sangat mempengaruhi pertumbuhan harga bitcoin. Minat yang mata uang kripto yang meningkat sebagai aset aman ditunjukkan oleh investor dari Korea Selatan. Mereka khawatir tindakan Trump bisa membahayakan perekonomian mereka.