1. ketidakstabilan pasar tenaga kerja AS
Setelah meroket pada tahun 2023, perekonomian AS kini berada di ambang perubahan signifikan, dan belum menjadi lebih baik. Mendinginnya pasar tenaga kerja AS akibat kebijakan agresif The Fed mengancam kinerja perekonomian negara tersebut. Menurut Bloomberg, peningkatan tingkat pengangguran menjadi 4,1% dapat menyebabkan penurunan belanja konsumen secara signifikan, yang pada gilirannya akan membebani pertumbuhan ekonomi AS.
2. Krisis real estate Tiongkok
Perekonomian Tiongkok sedang melalui masa-masa sulit. Salah satu tantangan utamanya adalah krisis akut dalam industri konstruksi di tengah upaya pemerintah untuk menekan spekulasi dan menjaga harga perumahan tetap terjangkau. Evergrande adalah pengembang real estate besar pertama yang menghadapi kebangkrutan. Setelah itu, gelombang gagal bayar melanda seluruh negeri. Para ahli memperingatkan bahwa tekanan yang lebih besar pada industri real estat di negara tersebut dapat memberikan pukulan telak terhadap perekonomian negara tersebut.
3. perekonomian Eropa yang sedang melemah
Perekonomian Jerman, yang tertekan oleh harga energi yang tinggi, merupakan perekonomian utama dengan kinerja terburuk di dunia pada tahun 2023. Seperti negara-negara UE lainnya, Jerman menghadapi perjuangan ekonomi yang berat pada tahun 2024, prediksi Bloomberg. Tantangan utamanya adalah transisi sektor industri ke sumber energi alternatif setelah kawasan ini tidak lagi bergantung pada gas murah Rusia serta restrukturisasi rantai pasokan global akibat konflik AS-Tiongkok. Semua ini dapat membawa UE ke dalam resesi yang berkepanjangan.
4. Kebijakan moneter Jepang
Selama bertahun-tahun, investor – mulai dari dana pensiun hingga individu – telah menggelontorkan dana ke aset-aset di luar negeri, menjadikan Jepang salah satu pemberi pinjaman terbesar di dunia. Saat ini, ketika Bank Sentral Jepang mempertimbangkan untuk menaikkan imbal hasil obligasi pemerintahnya, terdapat risiko pengembalian modal besar-besaran ke negara tersebut. Hal ini dapat memicu gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar keuangan global. Di sisi lain, jika regulator terlalu lambat dalam menaikkan suku bunga, pasar mungkin akan mempertanyakan sikap hawkish mereka, sehingga membuat yen melemah.
5. Hambatan yang dihadapi India dalam perjalanannya menuju kepemimpinan ekonomi global
Meskipun mengalami pertumbuhan pesat, perekonomian India saat ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk tingginya angka pengangguran dan kurangnya penciptaan lapangan kerja untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Inilah sebabnya para ahli Bloomberg memperingatkan investor terhadap ekspektasi yang terlalu optimis mengenai peran perekonomian India sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global.