Zhong Shanshan
Zhong mempertahankan posisi No. 1 sebagai orang terkaya di Tiongkok, posisi yang ia rebut tahun lalu. Ia mengepalai perusahan yang memproduksi air kemasan dan minumah teh Nongfu Spring. Zhong berhasil memimpin peringkat bahkan di masa sulit seperti ini untuk negara itu karena produksi air kemasan telah dijadikan prioritas utama oleh pemerintah Tiongkok. Ini adalah alasan utama mengapa Zhong Shanshan menderita lebih sedikit kerugian dibandingkan yang lainnya. Selama setahun, kekayaan bersihnya turun hanya 5% dan sekarang mencapai $62,3 miliar.
Zhang Yiming
Zhang Yining juga mempertahankan posisi keduanya dalam daftar orang terkaya di Tiongkok. Ia adalah pendiri utama ByteDance, yang beroperasi aplikasi media sosial populer TikTok. Menurut estimasi terbaru, kekayaannya hampir mencapai $50 miliar, 20% turun dari setahun lalu. Zhang Yiming menghadapi kerugian karena tekanan yang terus tumbuh pada sektor teknologi dari pemerintah Tiongkok. Hasilnya, perusahaan terpaksa menunda IPO startup TikTok hingga waktu yang tidak pasti karena pengawasan ketat oleh pemerintah.
Robin Tseng
Posisi ketiga dalam peringkat diambil oleh CEO Contemporary Amperex Technology (CATL), Robin Tseng. Taipan asal Tiongkok ini adalah mitra bisnis Elon Musk sejak lama. Perusahaannya mengirimkan baterai lithium-ion ke pabrik Tesla, yang dimiliki oleh miliarder Amerika. Namun, tahun ini banyak fasilitas produksi CATL yang ditutup karena wabah COVID-19. Perusahaan menderita kerugian yang sangat besar, yang mempengaruhi kekayaan bersih Robin Tseng. Kekayaannya turun lebih dari 40% ke $28,9 miliar.
Ma Huateng
Ma, CEO dari raksasa media web Tencent, berada di peringkat keempat. Pada tahun 2022, kekayaannya bersihnya merosot hingga 53% mencapai total $23,4 miliar. Alasannya adalah sama - regulasi antitrust yang ketat dari otoritas Tiongkok kepada sektor teknologi. Oleh karena itu, saham Tencent merosot lebih dari 40% sejak Januari.
Jack Ma
Jack Ma, pendiri Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok, menutup peringkat 5 besar. Bisnisnya juga menjadi mangsa kebijakan pengetatan terhadap raksasa teknologi Tiongkok. Pada akhir 2020, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar Tiongkok menuduh Alibaba menyalahgunakan dominasi pasarnya dan meluncurkan penyelidikan. Perusahaan tersebut masih berhadapan dengan konsekuensi dari investigasi itu. Pada tahun 2022, kekayaan pebisnis IT yang pernah menjadi orang terkaya dan paling berhasil di Tiongkok merosot lebih dari 50%. Menurut estimasi terbaru, kekayaannya mencapai $20,6 miliar.