Apple
Saham Apple diperkirakan naik 13% dari $150 menjadi $170 pada tahun depan. Raksasa teknologi itu meningkatkan pendapatannya pada kuartal ketiga sebanyak 29% tahun ke tahun, meskipun terjadi kekurangan microchip dan pemadaman listrik di pabrik-pabrik di Asia yang disebabkan oleh COVID-19. Dalam 3 bulan, laba bersih dan pendapatan operasional Apple naik masing-masing 62,2% dan 28,9%. Saham perusahaan itu telah melambung hingga 18% sejak awal 2021.
Broadcom
Saham Broadcom, produsen semikonduktor asal Amerika, diperkirakan akan naik 2% menjadi $575 pada tahun depan. Sama seperti Apple, perusahaan itu memiliki free cash flow yang kuat - lebih dari $3 miliar hanya pada kuartal ketiga yang mencapai setengah dari pendapatan per kuartal. Manajemen Broadcom berusaha menjaga performa perusahaan pada akhir tahun ini.
3М
3M adalah perusahaan kimia asal Amerika yang memproduksi berbagai produk untuk otomotif, bahan bakar, pertambangan dan industri lainnya. Operating cash flow 3M mencapai $1,9 miliar pada kuartal ketiga. Penjualan naik 7% tahun ke tahun ke sekitar $9 miliar. Saham 3M diperkirakan tumbuh 10% menjadi $201 pada tahun depan, berkat performa hebat perusahaan.
Honeywell
Honeywell telah membayarkan dividen pada saham-sahamnya selama lebih dari 30 tahun. Pada 2010, produsen kendali elektronik dan sistem otomasi asal AS ini meningkatkan dividennya pada saham lebih dari dua puluh kali lipat - saat ini dividen tahunan sebesar $3,92. Harga saham perusahaan juga terus naik, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 15,5%. Para analis memprediksi bahwa saham Honeywell dapat naik 23% menjadi $275 pada akhir tahun depan, dibandingkan dengan harga saat ini yaitu $222.
Coca-Cola
Saham Coca-Cola diperkirakan naik hampir 13% pada tahun mendatang. Produsen minuman ringan terbesar dunia itu terkenal di kalangan investor karena sejarah dividennya yang ideal. Meskipun saham perusahaan memiliki imbal hasil dividen yang rendah, namun pembayaran sering dilakukan. Selanjutnya, Coca-Cola telah mengangkat dividennya selama lebih dari 60 tahun. Inilah mengapa perusahaan itu menjadi salah satu saham favorit Warren Buffett.
Starbucks
Pada 2020 profitabilitas Starbucks menurun karena merosotnya penjualan dan jatuhnya pendapatan, tapi itu tidak mempengaruhi dividen sahamnya. Rantai kedai kopi AS itu meningkatkan dividen tunai per kuartalnya hingga 10% pada September 2020. Performa perusahaan meningkat tajam pada tahun fiskal 2021, dengan penjualan naik 17% dan pendapatan bersih melambung lebih dari 30% pada kuartal ketiga. Diprediksi saham Starbucks dapat naik lebih dari 18% pada tahun depan.