Virgin Galactic
Pada pertengahan Oktober, saham perusahaan kedirgantaraan yang didirikan oleh Richard Branson anjlok lebih dari 20%. Penurunan tersebut disebabkan oleh pengumuman bahwa perusahaan akan menunda penerbangan komersial pertamanya hingga akhir tahun 2022. Meskipun ada risiko force majeure yang sangat besar di bidang ini, sebagian besar analis berpendapat bahwa nilai saham Virgin Galactic akan meningkat dalam 12 bulan ke depan. Segmen ini sangat kompetitif. Dengan demikian, para ahli di Refinitiv memperkirakan lonjakan harga saham lebih dari 40% menjadi $29, sementara sekarang berada sedikit di atas $19.
Hibbett
Hibbett, jaringan toko peralatan olahraga di AS, memiliki kapitalisasi pasar terkecil di antara perusahaan lain dalam daftar ini. Meskipun kapitalisasi pasarnya hampir tidak melebihi $1 miliar, sahamnya telah menunjukkan kinerja terbaik di tengah hasil keuangan yang selalu tinggi. Dilihat dari laju pertumbuhan sahamnya, perusahaan ini telah mengungguli raksasa seperti Amazon. Dari awal tahun hingga 26 Agustus, saham Hibbett naik lebih dari 117% untuk diperdagangkan pada $100,32. Para analis di Refinitiv memperkirakan kenaikan lebih lanjut di atas 47% menjadi sekitar $121.
Under Armour
Pada awal Mei, saham Under Armour, sebuah perusahaan peralatan olahraga asal Amerika, melonjak ke level tertinggi $26,45. Sejak awal tahun, harga saham naik lebih dari 54%. Sekarang, harganya sedikit di atas $21. Penurunan tersebut disebabkan oleh fakta bahwa pabrik-pabrik di Vietnam menghentikan operasinya selama beberapa bulan. Namun demikian, pada kuartal kedua, pendapatan perusahaan mengalahkan perkiraan. Oleh karena itu, para analis menduga bahwa saham Under Armour berpeluang untuk naik lebih dari 30% dibandingkan dengan harga saat ini.
Scotts Miracle-Gro
Scotts Miracle-Gro adalah perusahaan terkemuka di antara yang menyediakan sumber daya berkebun di AS dan Eropa. Pandemi virus Corona menjadi pendorong kuat bagi sahamnya. Pada musim semi 2020, saham perusahaan ini melonjak lebih dari 232% menjadi $254, sementara perusahaan lain menderita kerugian. Faktanya adalah kebanyakan rakyat Amerika beralih ke berkebun selama lockdown. Saat ini, harga saham turun 41% dibandingkan dengan rekor all-time high pada tahun 2020. Namun, para analis memperkirakan kenaikan permintaan untuk produknya dan lonjakan hampir 40% pada sahamnya.
Alibaba
Dalam 12 bulan terakhir, kapitalisasi pasar perusahaan teknologi multinasional asal Tiongkok ini turun lebih dari $344 miliar. Sejak awal tahun, saham Alibaba terdepresiasi lebih dari 40%. Kemerosotan itu dipicu oleh tekanan otoritas lokal terhadap perusahaan teknologi. Meski demikian, para analis meyakini saham retailer online yang masih diminati investor itu akan meningkat di tahun mendatang. Harga saham dapat melonjak lebih dari 36% menjadi $243. Sekarang, saham perusahaan diperdagangkan di angka $164,50.