Rin dan sen
Yen Jepang (simbol internasionalnya adalah ¥ atau JPY) memiliki sejarah panjang. Mata uang ini sebelumnya terbagi menjadi sen dan rin. Pada awal abad ke-20, 1 yen setara dengan 100 sen dan 1.000 rin. Pada 1954, sen dan rin tidak lagi diedarkan karena devaluasi JPY. Disposisi Mata Uang Kecil dan Pembulatan Pecahan dalam Undang-Undang Pembayaran mengandangkan koin-koin di bawah satu yen.
Dari koin Tokugawa ke reformasi moneter
Antara tahun 1603 dan 1869, Jepang memiliki sistem moneter yang unik - yaitu koin Tokugawa. Menurut undang-undang sebelumnya, bangsawan feodal lokal berhak mencetak koin mereka sendiri. Sistem moneter ini berlangsung sepanjang periode Tokugawa dengan 1.694 jenis koin beredar. Ini mencegah perkembangan ekonomi Jepang. Pada 1868, negara itu melakukan reformasi ekonomi dan politik yang meletakkan pondasinya untuk kekuatan industrial. Jepang membutuhkan mata uang umum. Pada 1871, sehubungan dengan reformasi moneter, yen ditetapkan sebagai mata uang nasional Jepang. Koin dinamakan demikian karena bentuk bulat yang sempurna (kata "yen" dalam bahasa Jepang berarti "lingkaran" atau objek "bulat"). Yen masuk dalam peredaran pada 1869 dalam bentuk koin perak dan emas.
Foto: 1 yen (1897)
Standar emas
Pada 1869, Jepang mengadopsi standar emas, dengan 1 yen setara dengan 1,5 gram emas murni. Sistem standar emas ditinggalkan pada 1933. Yen dipatok ke dolar AS untuk pertama kalinya pada tahun 1939 ($1 = ¥4,2675). Jepang bergabung dengan sistem Bretton Woods, sebuah sistem pembayaran internasional pada 1949. Pada 1953, standar emas disesuaikan dan yen ditetapkan setara dengan 2,5 mg emas murni. Setelahnya, JPY menerima status sebagai mata uang cadangan dunia. Sejarah yen modern dimulai pada 1953 ketika yen diakui oleh IMF. Sejak 1973, JPY tidak lagi dipatok ke greenback.
Ketenangan samurai dan ketahanan tinggi JPY
Yen Jepang dianggap sebagai salah satu mata uang paling stabil di dunia. Banyak investor beralih ke yen sebagai aset safe haven. Kemampuannya untuk menguat di masa gejolak keuangan global menarik perhatian para pelaku pasar. Khususnya antara 1949 dan April 2020, mata uang ini melalui beberapa siklus pertumbuhan terhadap greenback. Hasilnya, nilai yen melambung ke ¥107 dari ¥360 terhadap dolar. Pasca perang, ekonomi Jepang mulai berkembang dan mengalihkan fokusnya ke perdagangan internasional, sehingga semakin mendorong mata uang nasionalnya. Jepang adalah salah satu eksportir terbesar dunia dalam bidang mobil dan suku cadangnya, elektronik, dan komponen-komponen berkualitas tinggi.
Kepala dan ekor: perpaduan filosofi dan mistisisme
Kini, pecahan mata uang dalam peredaran adalah ¥1.000, ¥2.000, ¥5.000, and ¥10.000, serta koin ¥500, ¥100, ¥50, ¥5, dan ¥1. Koin menampilkan gambar yang berhubungan dengan tren filosofi dan keagamaan di Jepang. Bagian depan uang pecahan ¥10.000 menunjukkan gambar Yukichi Fukuzawa, seorang filsuf dan pendidik abad 19. Di bagian belakang, ada gambar burung Phoenix dari Kuil Byodo-In. Bank of Japan adalah satu-satunya bank yang menerbitkan yen. Negara memiliki 55% saham dalam institusi tersebut, sementara 45% lainnya dibagi antara pemegang saham tanpa hak suara. Manajemen bank ditunjuk oleh pemerintah Jepang.
Posisi JPY dalam sistem pembayaran internasional
Yen Jepang adalah salah satu mata uang yang memenuhi syarat untuk pembayaran CLS. Continuous Linked Settlement (CLS) adalah sebuah sistem internasional yang menyediakan layanan pembayaran untuk anggota-anggotanya di pasar valuta asing. Institusi ini mengakui yen sebagai mata uang cadangan utama bersama dengan dolar AS. Yen terus memimpin dari segi volume perdagangan global dan bagian yen sebagai cadangan devisa yang disimpan oleh kekuatan dunia lainnya sebelum euro muncul. Saat ini, bagian yen dalam cadangan devisa mencapai total 3,3%.
Nilai tukar mengambang
Nilai tukar JPY melawan mata uang lainnya ditentukan oleh perdagangan dalam pasar FX global. Kebergantungan yen pada permintaan dan persediaan membuatnya menjadi mata uang mengambang. Pada 1970an, IMF mengambil keputusan untuk mengambangkan nilai tukar mata uang-mata uang internasional utama. Nilai tukar mengambang adalah salah satu prinsip dasar sistem moneter Jamaika. Dengan menjadi mata uang berimbal hasil rendah, JPY diminati di kalangan pelaku pasar yang menghasilkan profit dari perbedaan antara suku bunga dari mata uang yang diperdagangkan atau carry trade. Sebagai aset simpanan utama, JPY diminati ketika tengah dijual, yang membuatnya menjadi instrumen dengan volatilitas tinggi dan berkontribusi pada profit yang lebih tinggi.