Taliban menyerang tepat ketika pemerintahan Afghanistan melonggarkan pengawasan mereka. Di satu sisi, pemerintah pro-Barat kehilangan kekuasaannya karena AS menarik prajurit mereka pada bulan Agustus dan di sisi lain, karena alasan internal. Bagaimanapun, kelompok islamis itu meluncurkan serangan pada waktu yang tepat. Begitu Taliban mengambil alih ibu kota, kota-kota lainnya langsung menyerah tanpa banyak perlawanan. Sebelumnya, Kabul menjadi satu-satunya kota yang tidak dikuasai oleh Taliban. Presiden pro Amerika, Ashraf gani, mengundurkan diri dan lari dari negaranya.
Banyak warga sipil yang ingin pergi. Perebutan ibu kota negara membuat rusuh bandara setempat. Ratusan warga berkumpul untuk dapat menumpangi pesawat AS. Pada 20 Agustus, angkatan udara AS melaporkan bahwa hampir 9.000 warga Afghan telah dievakuasi dari negara itu.
Pemerintahan Afghan yang baru menyatakan bahwa perang selama 20 tahun telah berakhir. Afghanistan telah menunjukkan ketahanan terhadap kekuatan ekstrimis Islam selama dua dekade. Para pejuang Taliban menyatakan bahwa Islamic Emirate, begitu mereka menyebut diri mereka, akan memperkenalkan undang-undang dan prinsip baru untuk mengatur negara. Selain itu, otoritas yang baru mengumumkan amnesti nasional.
Bandara di Kabul adalah satu-satunya kesempatan untuk keluar dari Afghanistan. Perbatasan darat direbut dan dikuasai oleh Taliban. Namun, saat ini warga tidak memiliki akses ke bandara karena dibentengi oleh angkatan udara AS. AS mengerahkan prajurit tambahan untuk membantu mengevakuasi pejabat diplomatik dan personil militernya. Sehingga, peluang warga Afghan untuk meninggalkan negaranya pupus. Bagaimanapun, mereka masih berani untuk mencoba memasuki bandara.
Pada 20 Agustus, media melaporkan 12 korban tewas sebagai hasil penembakan dan berdesak-desakan di bandara. Ini terjadi pada akhir pekan setelah Taliban memasuki ibu kota.
Kelompok Islamis itu menjamin mereka tidak akan menyakiti warga yang ingin melarikan diri dan terjebak di bandara.
Diplomat kedutaan AS di Afghanistan diangkut menggunakan feri ke bandara. Mereka terbang dengan menggunakan pesawat yang disediakan oleh angkatan udara Inggris dan AS yang menunggu mereka di jalur lintasan pesawat. Selain AS, Rusia juga berencana mengeluarkan warganya dari Afghanistan. Moskow berencana menyewa pesawat charter untuk pekerja sukarela dan pejabat Rusia.
Pada 21 Agustus, diketahui bahwa pemerintahan baru yang dipimpin Taliban menemui beberapa masalah, contohnya, dengan kas negara. Kelompok teroris itu tidak dapat memperoleh akses ke dana publik yang disimpan di bank sentral. Selain itu, IMF tidak akan mengalokasikan dana bantuan apapun pada Islamic Emirate yang baru diproklamirkan.
Miliaran dolar yang diidam-idamkan Taliban diawasi oleh AS dan UE. Jadi, pertanyaannya takdir apa yang menanti ekonomi Afghan dan penduduk negara sebanyak 36 juta orang. 20 tahun lalu ketika Taliban memimpin negara, warga Afghan menghasilkan kurang dari $1 per hari.