logo

FX.co ★ 3 Saham teratas yang akan berkembang meskipun inflasi

3 Saham teratas yang akan berkembang meskipun inflasi

Saat ini, para investor sangat khawatir mengenai peningkatan inflasi karena itu dapat mengakibatkan sejumlah resiko. Bank sentral dengan seksama memantau situasi dengan kondisi inflasi yang berkecamuk, dan mencari solusi efektif mengenai bagaimana cara menghentikan pertumbuhan tersebut. Inilah mengapa para trader mencari perusahaan yang mampu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari peningkatan inflasi. Dalam artikel ini, anda akan membaca mengenai tiga perusahaan yang akan membawa hasil signifikan dalam masa-masa sulit ini.

3 Saham teratas yang akan berkembang meskipun inflasi

Home Depot

Para ahli mempertimbangkan Home Depot, sebuah jaringan raksasa Amerika dikhususkan dalam produksi alat untuk perbaikan dan pengembangan rumah, akan menjadi pemimpin diantara perusahaan-perusahaan yang bertahan terhadap inflasi. Selama 10 tahun terakhir, pembayaran dividen perusahaan telah meningkat rata-rata 22% per tahun. Analis percaya bahwa dalam 10 tahun terakhir. Home Depot akan mempertahankan laju ekspansi yang sama. Perusahaan telah memodernisasi jaringan toko, meningkatkan layanan digital serta layanan untuk pelanggan komersial besar. Berkat peningkatan ini, Home Depot telah memasuki siklus pertumbuhan kuat. Khususnya, pasar real estat yang memanas hanya berkontribusi pada kenaikan penjualan barang untuk renovasi dan dekorasi rumah. Pembayaran dividen triwulan dari Home Depot berjumlah hingga $1,65 per saham, sementara itu imbal hasil dividen adalah 2%. Perusahaan mengalokasikan 50% dari profit pada pembayaran dividen. Pada 2021, saham Home Depot naik 20%. Meskipun demikian, langit adalah batasnya.

3 Saham teratas yang akan berkembang meskipun inflasi

Starbucks

Posisi kedua dari daftar ditempati oleh rantai kedai kopi global, Starbucks. Para investor yang bertaruh atas pemimpin yang tak terbantahkan dalam kedudukannya yakin pasti akan menerima dividen yang naik per tahun. Selama lima tahun terakhir, Starbucks telah meningkatkan pembayaran dividennya lebih dari 20%. Manajemen perusahaan ini dengan seksama memantau pengembalian dana tepat waktu kepada para pemegang saham. Total pembayaran dividen triwulan $0,45 per saham, sementara itu imbal dividen adalah 1,57% per tahun. Penjualan perusahaan dan profit turun secara signifikan selama pandemi COVID-19, meskipun Starbucks berhasil kembali memperoleh posisinya. Dalam tahun keuangan saat ini, analis memperkirakan penjualan akan naik ke $28,5-$29,3 miliar. Jika laju pemulihan ekonomi kuat berlanjut, perusahaan akan menuai banyak keuntungan. Selama pandemi, rasio pembayaran dividen Starbucks terangkat dengan tajam, meskipun tetap di dekat 50% untuk waktu yang lama. Menurut analis, investasi di perusahaan kopi raksasa cocok bagi spekulan yang fokus dengan pendapatan stabil. Para ahli telah mencatat kenaikan stabil dan ternama dalam saham Starbucks, yang telah mencatatkan saham naik 60% selama 12 bulan terakhir. Dengan penjualan yang pulih dan arus modal meningkat, para investor akan memilih pembayaran dividen yang layak dari perusahaan kopi raksasa tersebut.

3 Saham teratas yang akan berkembang meskipun inflasi

Microsoft Corporation

Microsoft Corporation menutup daftar 3 besar dari perusahaan yang tahan terhadap kenaikan inflasi. Perusahaan teknologi besar tersebut telah terbukti lebih dari satu kali bahwa mampu untuk menghasilkan pendapatan berkat produk kualitas tingginya meskipun terdapat situasi pasar. Sistem pengoperasian Windows dan Office software selalu dalam permintaan tinggi. Selain itu, terlepas dari pengumpulan laba bersih, perusahaan menunjukkan kinerja stabil setiap tahun. Microsoft saat ini membayarkan dividen $0,56 per saham dari imbal hasil dibawah 1%. Selama 5 tahun terakhir, jumlah pembayaran telah naik 10% per tahun, yang berada di depan pertumbuhan inflasi. Menurut analis, Microsoft dalam fase ekspansi kuat, menunjukkan potensi untuk pertumbuhan lebih jauh. Untuk tahun fiskal triwulan ketiga di 2021, pendapatan raksasa IT naik 19%, menjadi $41,7 miliar, yang merupakan hasil triwulan terkuat dalam 3 tahun terakhir. Pada waktu yang sama, laba Microsoft naik 44%, menjadi $15,5 miliar. Tahun ini, saham Microsoft telah naik lebih dari 25%, meskipun pada 2020 mereka naik 40%.

Buka daftar artikel Buka akun trading