Sputnik V
Efisiensi: 92%
Fitur: kesulitan transportasi dan penggunaan, produksi terbatas
Menurut Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology, vaksin COVID-19 asal Rusia ini sangat efektif dan dapat bersaing dengan analog asing. Kendati demikian, kelemahan utamanya dalam kondisi modern adalah kapasitas produksi yang terbatas. Secara teknologi, ini adalah kombinasi menarik dari dua jenis vektor adenovirus, yang mampu membentuk kekebalan yang stabil terhadap infeksi virus Corona. Namun, tidak mungkin untuk menyediakan obat kepada semua orang, karena Rusia tidak dapat memproduksi lebih dari 1 juta dosis Sputnik V pada akhir tahun ini. Selain itu, terdapat kesulitan transportasi karena vaksin harus disimpan pada suhu -18 ° C. Selain itu, vaksinasi terdiri dari dua dosis yang mempersulit keseluruhan proses.
Pfizer dan Moderna
Efisiensi: 95% (Pfizer) dan 94,5% (Moderna)
Fitur: efek samping yang tampak jelas dan parah (Moderna), kesulitan transportasi dan penyimpanan (Pfizer)
Pada pertengahan November 2020, tiga perusahaan mengumumkan uji klinis vaksin mereka yang berhasil melawan virus Corona. Salah satu vaksin dikembangkan bersama oleh perusahaan asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan asal AS, Pfizer, sedangkan yang lainnya diproduksi oleh Moderna. Informasi lebih rinci tentang uji coba akan segera tersedia dalam makalah ilmiah internasional. Kini, upaya para pengembang difokuskan untuk mendapatkan persetujuan regulasi untuk memasuki pasar. Mereka diminta untuk menyerahkan dokumentasi ekstensif ke badan-badan negara yang relevan. Berdasarkan data awal, perusahaan-perusahaan ini berencana untuk memproduksi secara global hingga 50 juta dosis vaksin pada tahun 2020 dan hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021. Namun, obat-obatan tersebut juga memiliki kekurangan. Vaksin Pfizer mengalami kesulitan transportasi dan penyimpanan. Vaksin tersebut perlu disimpan pada suhu -70°C. Setelah vaksin dicairkan, dapat disimpan tidak lebih dari lima hari. Selain itu, vaksinasi virus Corona ini membutuhkan dua suntikan, yang dapat membuat prosesnya menjadi lebih rumit. Sedangkan untuk vaksin Moderna, beberapa peserta uji coba mengungkapkan efek samping yang kuat, antara lain kelelahan, menggigil, sakit kepala, demam tinggi, dan sebagainya.
Vaksin dari CanSino Biologics, China
Efisiensi: -
Fitur: efek samping yang tampak jelas
Vaksin COVID-19 asal China ini dikembangkan bersama oleh CanSino Biologics, Institut Bioteknologi Beijing, dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer milik pemerintah China. Pada Mei 2020, uji klinis membuktikan bahwa vaksin ini aman dan efisien. Namun, menurut studi lanjutan, beberapa peserta melaporkan efek samping. Secara khusus, peserta yang berusia 45-60 tahun memiliki lebih sedikit antibodi terhadap COVID-19. Selain itu, 81% peserta mencatat gejala seperti sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan lain-lain. Militer China telah menggunakan vaksin ini sejak bulan Juni. Sekarang, produsen lokal sedang membawa vaksin COVID-19 mereka ke pasar internasional. Prosedur registrasi dapat dimulai dalam waktu dekat. China telah menyatakan kesiapannya untuk memastikan pasokan vaksin tidak terganggu.