1. AI akan menjadi senjata ditangan penjahat dunia maya
Dalam beberapa tahun mendatang, kelompok kriminal, organisasi teroris dan semua yang ingin bergabung dengan gencatan senjata melewati pemerintah akan melakukan apa saja untuk mendapatkan asisten perangkat keras AI.
Oleh karena itu, perjuangan antara peretas dan spesialis keamanan siber dapat mencapai kecepatan penuh pada tahun 2020. Sementara para penjahat dunia maya berusaha mencari cara untuk mencuri data, para ahli keamanan siber berupaya melakukan yang terbaik untuk mengidentifikasi kejahatan sebelum dilakukan.
2. Ancaman dunia maya akan meningkat ditengah konflik antar Barat dan Timur
Cermin internet adalah segalanya yang terjadi dalam arena ekonomi dan politik. Melalui internet, orang-orang membagikan informasi dan berbagai ide, terkadang radikal, terkadang palsu, secara pesat. Kejahatan dunia maya merebak dalam periode ketidakpatsian politik dan ekonomi.
Untuk alasan ini, perusahaan, rantai ritel, dan asosiasi yang merupakan lembaga hukum diharuskan untuk mematuhi hukum nasional sehingga perang dagang antara negara-negara adikuasa tidak menyebabkan runtuhnya organisasi internasional seperti Uni Eropa, PBB, dan sebagainya.
3. Serangan Cyber pada pemerintahan akan meningkat
Para ahli menduga bahwa persaingan yang dimulai sebelum pemilihan presiden AS ke-46 akan diingat diseluruh dunia untuk sejumlahkampanye disinformasi publik berskala besar.
Penjahat dunia maya tidak akan membatasi diri dengan berita palsu, memfitnah para kandidat. Mereka juga akan menyerang infrastruktur yang digunakan dalam kampanye pemilu.
4. Kurangnya profesional cybersecurity menyebabkan lebih banyak malapetaka
Saat ini, kekurangan profesional keamanan yang terampil mengkhawatirkan masyarakat dunia. Jika pada tahun 2014, jumlah lowongan di daerah ini berjumlah 1 juta, pada tahun 2020, itu akan melebihi 3,5 juta.
Pada saat yang sama, cybersecurity secara langsung mempengaruhi keamanan informasi warga negara biasa, perusahaan swasta, lembaga pemerintah, dan bahkan seluruh negara bagian.
Para ahli percaya bahwa kurangnya spesialis seperti itu sebagian besar disebabkan oleh tingginya biaya keuangan pelatihan mereka.
5. Serangan dunia maya terkait infrastruktur kendaraan akan meningkat
Dengan pengembangan teknologi remote control mobil, ancaman serangan peretas pada basis data pribadi, yang termasuk tidak hanya alamat email tetapi juga akun bank, lebih tinggi dari sebelumnya.
Peretas juga bisa memperoleh kendali peralatan digital dalam mobil tanpa pengemudi. Selain itu, mereka telah berhasil meretas jaringan pribadi melalui peralatan rumah tangga dan perangkat pintar dan kemudian menjual sejumlah besar data pribadi ke pasar gelap.
Inilah sebabnya mengapa risiko tersebut harus ditangani di tingkat legislatif. Pabrikan mobil juga harus lebih memperhatikan keamanan mobil tanpa pengemudi di masa depan. Selain itu, mereka harus mengambil tanggung jawab hukum untuk perlindungan mobil dari penjahat cyber.