Sebagian kota-kota pesisir pantai terindah dan berpenduduk tertinggi di seluruh dunia terancam tenggelam di bawah air karena naiknya permukaan laut. Mengapa ini terjadi?
Menurut survei Geophysical Research Letters, es di kutub mencair, air mendekati garis bumi dan berkumpul di sana karena pengaruh gravitasi. Hasilnya, permukaan air di kota-kota tropis naik lebih cepat dari kota-kota di wilayah barat.
Houston, Texas
Houston adalah kota terbesar di Texas dan memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di AS. Kota ini sering dilanda musibah banjir.
Harvey adalah badai terkuat yang pernah menyerang wilayah perbatasan Amerika Serikat selama 10 tahun terakhir. Badai ini menyebabkan banjir parah di Houston pada 2017. Curah hujan yang tinggi dan badai besar menyebabkan air sungai meluap. Banjir membuat pohon-pohon tumbang, mobil-mobil terseret arus, dan menghancurkan ribuan bangunan.
Sebagian area Houston tenggelam dengan kecepatan 5 cm per tahun karena pemompaan air tanah yang berlebihan.
Dhaka, Bangladesh
Daratan pesisir Bangladesh menghadapi konsekuensi besar dari pemanasan global sepanjang periode angin musim panas.
Sebagian besar daratan negara ini hanya berjarak beberapa meter di atas permukaan laut. Itulah mengapa per tahun lebih dari 22.000 kilometer persegi daratan terancam oleh banjir. Penggundulan hutan yang terus berlangsung meningkatkan risiko bencana ekologis.
Menurut Program Lingkungan PBB, jika permukaan air naik hanya 1,5 meter, Dhaka bersama dengan pemukiman terdekatnya akan tenggelam, menyebabkan lebih dari 18 juta rakyatnya kehilangan rumah. Sundarban, hutan mangrove terbesar di bumi, juga akan hancur.
Venice, Italia
Banjir atau yang disebut alta aqua (air tinggi), seringkali terjadi di Venice. Hasilnya, kota ini turun pada kecepatan hingga 5 mm per tahun. Jika permukaan laut di Samudera Dunia naik hanya satu meter, tidak ada yang tersisa dari kota romantis terkemuka yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO ini.
Situasi ini semakin memburuk karena arus wisatawan yang berlebihan. Tiang-tiang penyangga tua yang menopang gedung-gedung di kota ini hampir lapuk diinjak oleh puluhan jutaan pelancong.
Terkait hal ini, otoritas Italia tengah membahas sebuah undang-undang untuk membatasi kunjungan ke kota ini dengan mengenakan biaya kunjungan. Mereka berencana membangun bendungan-bendungan baru untuk menopang gedung dan mencegah kerusakan yang parah.
Virginia Beach, Virginia
Studi ilmiah terbaru telah membuktikan bahwa sekitar 1400 kota Amerika berada dalam bahaya tenggelam dengan negara bagian Virginia di jajaran terdepannya.
Virginia Beach memiliki salah satu kenaikan permukaan laut yang tercepat di wilayah pesisir timur. Para pakar dari US National Oceanic and Atmospheric Administration yakin bahwa permukaan laut di kota ini akan naik 30 cm pada tahun 2100.
Bangkok, Thailand
Banyak kota-kota di Asia menghadapi luapan air berlebih, dan Bangkok tidak berkecuali. Menurut The Guardian, Bangkok mulai tenggelam dengan kecepatan lebih dari 1 cm per tahun dan dapat berada di bawah permukaan laut pada tahun 2030.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa langkah untuk mengurangi penggunaan air tanah telah dilakukan. Namun, sulit untuk benar-benar menghentikan penurunan daratan di kota ini. Topan dan badai tropis bersama dengan banjir parah seringkali terjadi.
New Orleans, Louisiana
New Orleans yang diserang badai mematikan Katrina pada 2005 masih dalam proses pemulihan. Saat itu, arus air yang kuat menyapu rumah-rumah dari pondasinya dan menyeret mereka menjauh. Itulah mengapa tidak ada jaminan hal ini tidak akan terjadi lagi.
Berdasarkan pada penelitian NASA tahun 2016 dan data Survei Geologi AS, kota ini tenggelam dengan kecepatan 5 cm per tahun dan dapat tenggelam sepenuhnya pada tahun 2100. Wilayah utama kota akan berada 2,5-4 meter di bawah bawah permukaan laut.
Belanda
Selain kota, keseluruhan negara seperti Belanda, dapat tenggelam di bawah air.
Menurut The New York Times, 90% wilayah Rotterdam berada di bawah permukaan laut dan Amsterdam telah lama unggul dari Venice dalam jumlah jembatan dan kanal yang dimiliki kota.
Dalam upaya untuk menyelamatkan gedung-gedung abad pertengahan dari perusakan air, pemerintah Amsterdam mulai memperkenalkan inovasi terbaru (saluran air banjir). Namun, faktanya kota ini mulai tenggelam dengan kecepatan hampir 8 mm per tahun, menyisakan waktu 10 tahun bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi koridor air yang unik ini. Dalam waktu 150 tahun, dengan kenaikan air 2 meter, Amsterdam akan banjir sepenuhnya.
Alexandria, Mesir
Hari ini, beberapa pemandangan bersejarah menjadi saksi kehebatan ibukota Mesir pada masa Ptolema. Mayoritas artefak tersembunyi di bawah Laut Mediterania dan pasir di gurun. Meskipun begitu, Alexandria tetap menjadi salah satu tempat terindah di dunia.
Para ilmuwan yakin bahwa pada tahun 2100, permukaan Laut Mediterania akan naik 60 cm. Ini berarti bahwa kota kuno Alexandria yang telah menyaksikan banyak bencana alam, penaklukan dan pengepungan dalam sejarahnya, akan kembali berada di ambang kepunahan.
Miami, Florida
Wilayah Miami bersama dengan pantai-pantainya yang modern terancam bahaya tenggelam. Para ilmuwan US National Oceanic and Atmospheric Administration tengah berupaya mensimulasi kenaikan permukaan Samudera Dunia dan menemukan apa saja peluang Miami dalam pertarungan melawan elemen air.
Mempertimbangkan adanya batu kapur di bawah kota ini, air akan dengan mudah terkonsentrasi di tengah kota dan dapat menyebabkan banjir parah. Selain itu, cadangan air bersih bawah tanah semakin menipis setiap tahunnya.
Jakarta, Indonesia
Ibu kota Indonesia dibangun di atas tanah rawa di mulut Sungai Ciliwung yang bermuara ke Laut Jawa. Kedekatan Jakarta dengan laut bersama dengan 13 sungai memegang peran penting dalam pembangunan kota. Pada waktu yang sama, kedekatan jarak dengan air menyebabkan banjir di wilayah Jakarta dengan kecepatan hebat - hingga 17 cm per tahun. Menurut para pakar, pusat kota Jakarta yang benar-benar berada di bawah permukaan laut memiliki jumlah penduduk yang sangat padat dan akan tenggelam di bawah air pada tahun 2050.
Pemerintah Indonesia tengah mendorong sebuah undang-undang untuk membangun tembok laut eksternal dengan pulau buatan. Laguna buatan dapat menyelamatkan kota ini dari banjir, namun akhir-akhir ini efektivitas solusi tersebut dipertanyakan.
Larangan untuk memompa air tanah juga tidak akan menyelesaikan situasi ini karena tidak menguntungkan pemerintah dan dapat menyebabkan bencana sosial di antara penduduk kota. Larangan seperti ini juga akan berdampak besar pada perkembangan bisnis di negara ini. Jakarta membutuhkan sumber alternatif air bersih.