Hidrokarbon masih memiliki masa depan yang cerah! Menurut para ahli strategi mata uang di Goldman Sachs, permintaan global terhadap minyak akan tetap tinggi selama sepuluh tahun ke depan.
Para ahli di Goldman Sachs memprediksi bahwa permintaan minyak global akan terus meningkat dalam dekade mendatang, dengan puncaknya pada pertengahan 2030-an. Para analis percaya bahwa beberapa faktor akan mendorong pertumbuhan yang stabil ini dalam jangka menengah. Faktor utama termasuk permintaan stabil dari negara-negara berkembang serta tantangan besar dalam mendekarbonisasi sektor penerbangan dan produksi petrokimia. Goldman Sachs mencatat bahwa peralihan ke sumber energi alternatif di sektor-sektor tersebut tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Bagi negara berkembang, transisi ini juga merupakan tugas yang rumit yang tidak mungkin dapat mereka tangani dalam 10 tahun mendatang.
Permintaan minyak global yang terus meningkat akan dipenuhi oleh surplus pasokan. Tahun depan, pasar diperkirakan memiliki kelebihan pasokan sebesar 400.000 barel per hari, yang akan meningkat menjadi 900.000 barel per hari pada tahun 2026. Surplus ini didorong oleh peningkatan produksi di AS, Kanada, Brasil, dan negara-negara lainnya. Sebagai hasilnya, Goldman Sachs memperkirakan harga rata-rata minyak mentah Brent akan mencapai $76 per barel pada tahun 2025 dan $71 per barel pada tahun 2026.
Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) baru-baru ini menyatakan bahwa ekonomi bahan bakar fosil global telah mulai mengalami penurunan yang bersifat terminal. Menurut prediksi awal, minat global terhadap minyak akan mencapai puncaknya setelah tahun 2030, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengembangan energi hijau dan nuklir yang pesat di Tiongkok serta melambatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Perlu dicatat, Tiongkok saat ini merupakan salah satu konsumen minyak dan batu bara terbesar di dunia.
Komentar: