Penurunan suku bunga kembali menjadi sorotan. Para ahli strategi mata uang di Morgan Stanley memprediksi rangkaian penurunan suku bunga sebanyak empat kali masing-masing sebesar 25 poin basis oleh Federal Reserve AS, dengan prediksi suku bunga dana federal akan mencapai 3,625% pada Mei 2025.
Prediksi bank ini mencerminkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja yang melemah, dan tekanan inflasi yang terus berlanjut. Menurut Morgan Stanley, "arus imigrasi yang lebih rendah dan tarif impor yang lebih besar" membebani pertumbuhan PDB dan berkontribusi pada "inflasi yang lebih sulit dikendalikan" di Amerika Serikat.
Sebelumnya, para ahli bank ini memperkirakan inflasi AS akan melambat pada awal 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) tetap di atas target 2% yang ditetapkan oleh Fed hingga 2026. Selain itu, Morgan Stanley memperkirakan inflasi inti PCE berada di 2,8% pada 2024, turun menjadi 2,5% pada 2025, dan kemudian menjadi 2,4% pada 2026.
Para analis juga memproyeksikan perlambatan signifikan ekonomi AS dalam waktu dekat. PDB negara ini diperkirakan tumbuh sebesar 2,4% per tahun pada akhir tahun ini, 1,9% pada 2025, dan 1,3% pada 2026.
Menurut ekonom Morgan Stanley, "konsumen melambat" karena pertumbuhan pendapatan tenaga kerja melemah dan tarif impor potensial membuat ekonomi tetap dalam ketidakpastian. Mereka percaya bahwa pasar tenaga kerja AS akan terdampak negatif, dengan tingkat pengangguran diperkirakan naik signifikan. Tingkat pengangguran diprediksi mencapai 4,1% pada 2025 dan naik menjadi 4,5% pada 2026.
Morgan Stanley memperkirakan Fed akan menghentikan siklus pemotongan suku bunganya pada paruh kedua 2026 saat pertumbuhan ekonomi turun di bawah potensinya. Bank ini juga memprediksi program pengetatan kuantitatif (quantitative tightening) akan dihentikan pada awal 2025.
Terkait hal ini, firma layanan keuangan global tersebut menguraikan tiga kemungkinan skenario. Yang pertama adalah "hard landing," saat Fed terlalu memperketat kebijakan moneter, yang menyebabkan kontraksi ekonomi AS pada 2025. Skenario kedua mencakup "reakselerasi," dengan penurunan suku bunga yang merangsang pertumbuhan ekonomi. Skenario ketiga berfokus pada "reflasi Tiongkok," saat inflasi AS sedikit naik akibat kenaikan harga impor.
Mengingat ketidakpastian yang sedang berlangsung, para analis di Morgan Stanley juga bersikap hati-hati, sama seperti the Fed. "Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 poin basis pada empat rapat FOMC berikutnya, membawa suku bunga dana federal ke 3,625% pada Mei 2025. Bank tersebut menyimpulkan bahwa tanda-tanda inflasi yang sulit dikendalikan dan ketidakpastian kebijakan secara keseluruhan membuat Fed menghentikan penurunan hingga paruh kedua 2026, ketika penurunan cepat membawa suku bunga di bawah level netral saat pertumbuhan melambat di bawah potensi.
Komentar: