Siapa yang mengira bahwa dolar AS yang mahakuasa tiba-tiba menjadi sasaran? Data ekonomi AS terkini melukiskan gambaran yang cerah, dan dolar dengan senang hati merebut kembali tahtanya. Namun, analis UBS memberikan pengingat yang bersahabat bahwa masih terlalu dini untuk bersantai karena keadaan mungkin berubah pada tahun 2025. Bahkan dolar raja di antara mata uang lainnya bisa mengalami masalah.
Selama dua tahun berturut-turut, ekonomi AS menikmati ekspansi yang kuat—semua indikator ekonomi meningkat, dan tampaknya kebijakan moneter ketat Federal Reserve sama abadinya dengan piramida. Namun, waktu telah berubah, dan UBS percaya bahwa kebutuhan untuk pengetatan tidak lagi dibenarkan. Inflasi akhirnya memutuskan untuk beristirahat sementara pasar tenaga kerja sedikit melemah. Tidak mengherankan, bank sentral AS memutuskan untuk memangkas suku bunga dana federal sebesar 0,5% pada pertemuan di bulan September.
Pada akhirnya, karena pemotongan suku bunga di AS, dolar akan kehilangan momentum bullish. AS dulu membayar tagihannya dengan suku bunga yang sangat tinggi sehingga membuat negara lain iri—G10 tampak pucat jika dibandingkan! Namun, era suku bunga tinggi telah berakhir. Jadi, investor mengalihkan fokus ke negara lain tempat mereka dapat berinvestasi dengan lebih menguntungkan.
UBS secara terang-terangan memperingatkan bahwa indeks dolar AS akan melemah hingga pertengahan satu digit. Oleh karena itu, jika Anda mencari tempat untuk menempatkan investasi Anda, perhatikan franc Swiss, pound sterling, dan dolar Australia dengan seksama—mata uang ini bertahan dengan cukup baik. Misalnya, franc Swiss tidak mengalami penurunan suku bunga. UBS memperkirakan bahwa USD/CHF akan diperdagangkan pada 0,80 pada kuartal ketiga tahun 2025. Acungan jempol untuk negara yang dikenal dengan jam tangannya, bukan imbal hasil!
Inggris dan Australia juga tidak berencana untuk tertinggal. Pertumbuhan ekonomi mereka tidak menimbulkan kepanikan, dan inflasi tidak sekeras di beberapa negara lain. UBS memperkirakan bahwa imbal hasil di negara-negara ini akan tetap tinggi, mengambil pangsa pasar dari dolar AS. Baik pound Inggris maupun dolar Australia diperkirakan akan melanjutkan tren naiknya pada tahun 2025.
Singkatnya, pada akhir tahun 2025, analis USB memperkirakan beberapa angka menarik: AUD/USD pada 0,75 dan GBP/USD pada 1,38. Nah, tampaknya ini saat yang tepat untuk mencermati mata uang ini lebih dekat dan mengucapkan selamat tinggal kepada dolar AS—setidaknya untuk sementara waktu.
Komentar: