Uni Eropa kembali disorot. Sebagian besar negara UE mendukung diberlakukannya tarif 35% pada kendaraan listrik yang diimpor dari Tiongkok, meskipun ditentang oleh Jerman.
Dari 27 negara anggota, 10 negara mendukung tarif, 5 menentang, dan 12 abstain. Keputusan ini menyusul sebuah investigasi yang mengungkap bahwa Tiongkok secara tidak adil memberikan subsidi pada industri kendaraan listriknya. Sebagai balasan, para pejabat Tiongkok mengancam akan memberlakukan tarif pada produk-produk Eropa seperti susu, cognac, daging babi, dan kendaraan.
Jerman berdiri sendiri dalam perdebatan itu, menjadi pihak yang menentang. Sebelumnya, BMW dan produsen Jerman lainnya mendesak pemerintah untuk menentang tarif tinggi pada kendaraan listrik buatan Tiongkok, tapi permintaan mereka akhirnya diabaikan.
Meskipun begitu, UE melanjutkan kebijakan tarif 35% pada kendaraan listrik Tiongkok, sehingga memicu kemarahan di Beijing. Pemerintah Tiongkok menuduh UE terlibat dalam pratik proteksionis dan melanggar peraturan WTO.
Setelah voting UE, Kementerian Perdagangan Tiongkok merilis pernyataan tegas, yang mengecam blok tersebut atas "proteksionisme perdagangan."
Para pejabat di Beijing menekankan bahwa penyelidikan blok tersebut terhadap kendaraan listrik Tiongkok adalah "tindakan proteksionis yang bermotif politik dan tidak dapat dibenarkan." Mereka menganggapnya sebagai pelanggaran serius terhadap peraturan WTO dan keputusan yang "tidak adil dan tidak berdasar."
Komentar: