logo

FX.co ★ NZD/USD: Pratinjau Pertemuan RBNZ November

NZD/USD: Pratinjau Pertemuan RBNZ November

Untuk tanggal 27 November, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) akan menuntaskan pertemuan terakhir bank regulator tersebut di tahun ini. Menurut sebagian besar pakar, RBNZ diprediksi akan memangkas suku bunga hingga mencapai 50 basis poin, menurunkannya ke angka 4,25%. Keputusan tersebut merupakanskenario dasar dan yang paling diantisipasi, sehingga sepertinya tidak akan menimbulkan volatilitas yang signifikan untuk pasangan NZD/USD. Namun, tidak berarti bahwa pertemuan yang akan dilangsungkan di November dapat berjalan mulus jauh dari kejutan. Tapi sebaliknya, dolar Selandia Baru ("kiwi") sepertinya akan masuk ke dalam zona turbulensi harga setelah pertemuan tersebut berlangsung.

NZD/USD: Pratinjau Pertemuan RBNZ November

Muncul potensi kecil bahwa bank sentral kemungkinan akan memilih pemangkasan suku bunga yang lebih kecil yaitu 25 basis poin akibat adanya implikasi kemenangan Trump dan perang dagang yang mungkin akan terjadi dengan Tiongkok. Meskipun potensinya hampit tidak mungkin terjadi, skenario tersebut akan memberikan support yang kuat bagi kiwi. Sebaliknya, RBNZ sepertinya mengisyaratkan tindakan tambahan yang mengisyaratkan pelonggaran kebijakan moneter. Skenario terakhir tersebut sepertinya akan lebih masuk akal dan tidak sepenuhnya diperhitungkan di pasar.

Lampu hijau bagi pemangkasan suku bunga 50 poin diberikan oleh laporan inflasi Selandia Baru yang dikeluarkan saat pertengahan Oktober. Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Q3 menurun menjadi 2,2% dalam level tahunan, posisinya ada dalam kisaran target RBNZ sebesar 1–3% untuk pertama kalinya sejak awal 2021. Terlepas dari CPI kuartalan yang naik sebesar 0,6%, angka ini lebih kecil dari yang diprediksi yaitu sebesar 0,8%. Perlambatan inflasi yang terjadi selama tujuh kuartal berturut-turut ini ikut mendukung kebijakan pelonggaran yang sangat agresif dan menghadirkan peluang untuk pemangkasan suku bunga lainnya di awal 2025 apabila inflasi tetap berada dalam target.

Argumen lain yang memperkuat skenario dovish hadir dari adanya perlambatan ekonomi negara ini. PDB Selandia Baru anjlok sebesar 0,2% dalam Q2 (quarter-over-quarter) dan mengalami perlambatan sebesar 0,5% dalam level tahun ke tahun. Biro Statistik mengaitkan kondisi tersebut dengan adanya pengurangan pengeluaran di ritel dan perumahan serta merosotnya perdagangan grosir dan kehutanan.

Angka kuartal ketiga akan diterbitkan selama paruh pertama bulan Desember, namun berdasarkan beberapa tanda yang tidak tampak langsung, ekonomi negara kepulauan tersebut tidak akan membuat hati para investor senang. Contohnya, data penjualan ritel sudah diterbitkan di Selandia Baru. Selama kuartal ketiga, indikator pengeluaran konsumen anjlok sebesar 0,1% q/q setelah penurunan yang ada di angka 1,2% di dalam kuartal sebelumnya.

Analis di Commerzbank serta lembaga keuangan lainnya memprediksi pemangkasan suku bunga lebih lanjut bulan Februari dan April 2025, walaupun tingkat kecepatannya masih tidak bisa dipastikan. Beberapa memprediksi bahwa pengurangan sebesar 25 basis poin bulan Februari, sementara yang lain melakukan antisipasi 50 basis poin, dengan putaran pelonggaran lainnya sepertinya akan dilakukan di bulan April.

Perumusan pernyataan yang menyertainya dan retorika Gubernur RBNZ Adrian Orr dapat memberikan petunjuk untuk para trader mengenai jalur bank sentral di masa mendatang. Apabila RBNZ fokus mengenai perlambatan inflasi dan pertumbuhan ekonomi, kiwi akan dihadapkan pada tekanan karena pasar memperhitungkan pemangkasan 50 poin saat Februari dan pemangkasan tambahan kembali sebesar 25 poin di bulanApril. Namun, kiwi akan mampu menguat apabila bank sentral bisa tetap memantapkan posisi terkait risiko internasional (ketegangan geopolitik, perang dagang yang berpotensi terjadi, dll.) yang akan mampu memengaruhi inflasi, meningkatkan potensi pembeli NZD/USD agar melakukan koreksi secarakuat.

Bahkan apabila melihat kasus pantulan korektif, setiap reli harus dilihat sebagai peluang untuk membuka short position. Did alam time frame MN, pasangan ini akan terus berada dalam tren bearish yang jelas untuk selama dua bulan berturut-turut, dipicu oleh dolar AS yang kuat serta pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melemah. Tidak terdapat alasan yang kuat yang dapat memicu pembalikan tren, bahkan apabila RBNZ menahan diri dari mengisyaratkan pemangkasan sebesar 50 poin pada Februari.

Secara teknis, di dalam time frame yang lebih tinggi, pasangan ini trading di antara garis tengah dan bawah dari Bollinger Bands. Di dalam grafik mingguan, indikator Ichimoku sudah membentuk sinyal "Parade of Lines" bearish, mengonfirmasi prioritas short position.

  • Target jangka pendek: 0.5790 (Bollinger Band bawah di dalam time frame D1).
  • Target utama: 0.5740 (Bollinger Band bawah di dalam time frame W1).
*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading