Pada awal sesi Eropa hari Rabu, Inggris merilis data pertumbuhan inflasi untuk bulan Juli. Laporan tersebut ternyata cukup kontradiktif, menyebabkan para trader menafsirkannya secara tidak menguntungkan bagi mata uang Inggris. Setelah lonjakan harga kemarin yang didorong oleh rilis data PPI AS, pasangan GBP/USD mundur dari level tertinggi dua minggunya di 1,2872, bergerak menuju batas bawah level 1,28.
Namun, menurut pendapat saya, para trader terlalu cepat mengambil kesimpulan bearish, karena data yang dipublikasikan menunjukkan bahwa Bank of England kemungkinan besar akan mempertahankan pendekatan wait-and-see dalam waktu dekat, terutama pada rapat selanjutnya. Oleh karena itu, penurunan saat ini sebaiknya tidak diandalkan, terutama dalam konteks seluruh penurunan dolar AS.
Berdasarkan Angka
Hari ini, terungkap bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) secara keseluruhan sebesar -0,2% per bulan, dibandingkan dengan prediksi +0,1%. Komponen laporan ini memasuki wilayah negatif untuk pertama kalinya sejak Januari tahun ini. Namun, pada skala tahunan, indeks ini menunjukkan tren naik, menguat menjadi 2,2% dari sebelumnya 2,0%. Ini adalah kenaikan yang cukup simbolis: selama dua bulan (Mei dan Juni), inflasi keseluruhan tetap dalam kisaran target Bank of England, tetapi sekarang telah kembali keluar dari kisaran tersebut. Meskipun angkanya tidak jauh dari target, faktanya sendiri cukup signifikan.
Indeks Harga Konsumen Inti, setelah stagnan di 3,5% selama dua bulan, turun menjadi 3,3% year-on-year. Sementara itu, Indeks Harga Ritel (RPI), yang digunakan oleh para pengusaha dalam negosiasi upah, mengalami kenaikan signifikan. Indeks ini terus turun selama sembilan bulan, mencapai 2,9% year-on-year pada bulan Juni. Namun, pada bulan Juli, indeks ini naik menjadi 3,6%, melampaui prediksi 3,4%. Ini adalah tingkat pertumbuhan tertinggi sejak Maret tahun ini. Indeks Harga Produsen (PPI) juga menunjukkan hasil positif, naik menjadi 0,4% year-on-year, menandai pertama kalinya indeks ini di atas nol sejak Mei 2023.
Indeks Harga Konsumen untuk layanan di bulan Juli, meskipun sedikit turun menjadi 5,2% year-on-year, tetap berada di atas angka 5,0%, menunjukkan inflasi yang masih tinggi.
Perlu juga diingat bahwa data pasar tenaga kerja utama dirilis di Inggris kemarin. Meskipun jumlah klaim tunjangan pengangguran tiba-tiba naik (+135.000 dibanding prediksi +14.000), pertumbuhan upah juga mengalami kenaikan. Tingkat rata-rata penghasilan (tidak termasuk bonus) diperkirakan melambat menjadi 4,6%, tetapi kenyataannya sebesar 5,4% (sebelumnya 5,8%). Tingkat pengangguran utama juga naik menjadi 4,2%, sedikit di bawah prediksi 4,5%.
Apa Yang Diisyaratkan oleh Angka-angka Ini?
Angka-angka yang dipublikasikan menunjukkan bahwa Bank of England kemungkinan besar akan mempertahankan pendekatan wait-and-see mereka, setidaknya pada rapat berikutnya di bulan September. Ingat bahwa keputusan untuk menurunkan suku bunga pada bulan Agustus belum bulat: lima dari sembilan anggota komite memilih untuk melonggarkan kebijakan. Ini berarti mayoritas yang mendukung penurunan suku bunga hanya lebih unggul satu suara. Mengingat laporan inflasi yang beragam, kecil kemungkinan "moderate hawks" akan mengubah pendirian mereka, setidaknya pada rapat bulan September. Selain itu, seperti yang disebutkan oleh Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, bahkan mereka yang memilih untuk menurunkan suku bunga tidak sepenuhnya yakin dengan keputusan mereka, menggambarkannya sebagai "finely balanced".
Sementara itu, laporan bulan Juli menunjukkan kenaikan inflasi secara keseluruhan, peningkatan signifikan dalam Indeks Harga Ritel, dan inflasi yang tetap tinggi di sektor layanan. Hasil-hasil ini kecil kemungkinan akan melunakkan pendirian "finely balanced", menyebabkan Bank of England sangat mungkin akan menghentikan proses penurunan suku bunga mereka, setidaknya pada rapat bulan September. Oleh karena itu, penurunan GBP/USD saat ini sebaiknya dilihat dengan sedikit skeptis.
Kesimpulan
Menurut pendapat saya, laporan makroekonomi terbaru cenderung mendukung mata uang Inggris dalam jangka panjang, sesaat setelah perwakilan Bank of England, terutama Gubernur Andrew Bailey, mengomentarinya. Gambaran lengkap masih kehilangan dua bagian penting. Besok (15 Agustus), Inggris akan merilis data pertumbuhan PDB untuk kuartal kedua, dan sehari setelahnya (16 Agustus), angka penjualan ritel akan dipublikasikan. Jika ekonomi Inggris menunjukkan pertumbuhan yang lebih signifikan daripada yang diperkirakan (+0,6% quarter-on-quarter dan +0,9% year-on-year), pound akan menerima dukungan yang besar, terlepas dari data inflasi yang beragam.
Posisi short pada GBP/USD harus dipertimbangkan hanya jika bear berhasil menembus level support 1,2820 (garis tengah Bollinger Bands pada grafik harian) dan berkonsolidasi dalam kisaran 1,27. Seperti yang diamati, para penjual tidak dapat menembus level ini secara impulsif—pound tetap bertahan. Jika para trader mempertahankan posisi di atas target ini, para pembeli akan kembali mengendalikan pasangan mata uang ini. Arah harga jangka menengah akan tergantung pada dinamika CPI AS (laporan dijadwalkan rilis hari ini) dan PDB Inggris (laporan dijadwalkan rilis besok). Target utama untuk pergerakan naik terletak di level 1,2990 (garis atas Bollinger Bands pada time frame D1).