logo

FX.co ★ AUD/USD: Dolar Australia mengikuti greenback

AUD/USD: Dolar Australia mengikuti greenback

Dolar Australia, yang dipasangkan dengan mata uang AS, secara aktif melemah minggu ini.

Untuk pertama kalinya dalam tiga minggu terakhir, bears AUD/USD menghalangi inisiatif tersebut dan menyebabkan reversal. Alhasil, pasangan ini turun ke area ke-64.

AUD/USD: Dolar Australia mengikuti greenback

Mari fokus pada grafik mingguan. Selama sebagian besar bulan Februari, harga bergerak naik perlahan dengan pullback yang dalam. Namun, minggu ini, sentimen bearish mendominasi pasangan ini. Hal ini terutama disebabkan oleh penguatan mata uang AS. Indeks dolar AS konsisten menguat selama empat hari berturut-turut. Meskipun terdapat pullback yang signifikan di bawah, indeks terus bergerak naik. Namun, dinamika penurunan pasangan AUD/USD dapat dijelaskan oleh melemahnya dolar Australia. Laporan pertumbuhan inflasi di Australia pada bulan Januari menambah pemicu situasi ini. Sementara itu, para trader mengabaikan indeks inti PCE, meskipun indeks tersebut mencerminkan perlambatan inflasi di AS.

Kita mulai dengan statistik Australia. Berdasarkan data yang dirilis pekan ini, indeks harga konsumen tetap di angka 3,4% di bulan Januari. Rilis ini berada di "zona merah", karena sebagian besar analis memperkirakan CPI akan naik hingga 3,6%. Indeks ini secara konsisten mengalami penurunan sejak bulan Oktober lalu, namun seperti yang dapat kita lihat, dinamika penurunan tersebut berhenti pada bulan Januari. Di sisi lain, kekhawatiran terhadap percepatan inflasi bulanan tidak menjadi kenyataan. Setelah beberapa pertimbangan, para trader menafsirkan laporan kontradiktif ini tidak menguntungkan dolar Australia. Selain itu, laporan lainnya yakni penjualan ritel berada di zona merah. Oleh karena itu, pada bulan Januari, penjualan ritel di Australia meningkat 1,1% m/m, sementara sebagian besar analis memperkirakan kenaikan yang lebih signifikan pada indikator ini—sebesar 1,5% m/m.

Namun, harus diakui bahwa rilis ini hanya menambah gambaran fundamental secara keseluruhan dan tidak memainkan peran yang menentukan dalam penurunan pasangan ini. Dolar Australia berada di bawah tekanan karena latar belakang fundamental secara umum. Faktanya adalah bahwa baru-baru ini semakin banyak orang mulai mengatakan bahwa RBA akan mulai melonggarkan kebijakan moneter pada paruh kedua tahun ini, meskipun terdapat sinyal hawkish dari bank sentral. Jadi, menurut para ekonom di TD Securities, RBA akan memangkas suku bunga sebanyak 100 bps. Pemotongan putaran pertama harus dilakukan pada salah satu pertemuan musim gugur, mungkin pada bulan November.

Berdasarkan hasil jajak pendapat Bloomberg, Reserve Bank akan mulai memangkas suku bunga lebih awal, yakni pada kuartal ketiga tahun ini. Hasil jajak pendapat sebelumnya menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap Q4 sebagai periode yang paling mungkin untuk penurunan suku bunga. Sementara itu, para pakar menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan mencapai batas atas kisaran target bank sentral di angka -3% pada kuartal keempat. Artinya, responden memperkirakan RBA akan menurunkan suku bunga bahkan sebelum indeks harga konsumen mencapai batas kisaran target.

Dalam konteks ini, perlu dicatat bahwa pada akhir Q4, inflasi Australia tumbuh 4,1% secara tahunan, dengan perkiraan 4,3%. Indeks telah menunjukkan dinamika penurunan selama empat kuartal berturut-turut. Secara triwulanan, indeks juga berada di zona merah, yaitu 0,6% dibandingkan perkiraan 0,8%. Ini merupakan nilai indeks terendah sejak kuartal pertama tahun 2021. Tingkat pengangguran Australia pada bulan Januari mencapai angka tertinggi dalam dua tahun, naik menjadi 4,1% alih-alih peningkatan 4,0%. Ini merupakan angka tertinggi sejak Januari 2022. Jumlah orang yang bekerja hanya meningkat 500, sementara para analis memperkirakan pertumbuhan sebesar 26 ribu. Pada bulan Desember, indikator ini juga berada di zona merah karena jumlah pekerja menurun 62 ribu dibandingkan perkiraan kenaikan 15 ribu.

Semua ini menunjukkan bahwa pada pertemuan RBA berikutnya yang dijadwalkan pada 19 Maret, regulator dapat melemahkan posisinya atau, setidaknya, menghapus teks pernyataan yang menyertainya bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga. Langkah ini akan cukup untuk meningkatkan tekanan terhadap dolar Australia.

Secara umum, latar belakang fundamental saat ini mendukung penurunan lebih lanjut pada pasangan AUD/USD. Posisi greenback cukup percaya diri di tengah melemahnya ekspektasi dovish. Pasar yakin bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada bulan ini, dan hampir pasti akan mempertahankan status quo pada bulan Mei (kemungkinan penurunan suku bunga hanya 25%). Kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter di bulan Juni hanya 51%.

Dari sudut pandang teknikal, pasangan pada grafik harian berada di antara garis tengah dan atas indikator BB, serta di bawah semua garis indikator Ichimoku (termasuk Kumo Cloud), yang telah membentuk sinyal bearish. Target pertama dan sejauh ini satu-satunya target pergerakan ke bawah adalah 0,6450, garis bawah Bollinger Bands pada D1. Di area ini, disarankan untuk melakukan take profit dan mengambil pendekatan wait-and-see.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading