Wall Street Berubah-ubah: Indeks Tertekan oleh Perkiraan Ekonomi
Indeks utama Wall Street menyelesaikan sesi trading pada Kamis di zona merah dibarengi kekhawatiran para investor yang semakin parah akibat inflasi dan pengangguran di masa mendatang. Ekspektasi terhadap indikator ekonomi melampaui perkiraan yang dibuat, ini menambah ketidakpastian di pasar dan semakin memperkuat diskusi terkait arah suku bunga selanjutnya.
Inflasi: Ekspektasi Dilampaui
Jika meliihat data terbaru, indeks harga konsumen (CPI) pada bulan September melonjak sebesar 0,2% terhadap hasil bulan sebelumnya dan 2,4% pada level tahunan. Kedua indikator tersebut cukup berhasil melampaui perkiraan analis yang memperlihatkan adanya tekanan inflasi yang berkelanjutan. Indeks utama saat ini menjadi perhatian utama, sehingga menghilangkan fluktuasi pada produk makanan dan energi: dalam perhitungan tahunan, pertumbuhannya mencapai 3,3%, yang juga melebihi ekspektasi 3,2%.
Tunjangan Pengangguran: Mengkhawatirkan
Faktor penting yang perlu diperhatikan adalah faktor menentukan suasana di pasar, yaitu laporan terkait pendaftaran tunjangan pengangguran. Selama pekan yang berakhir pada 5 Oktober, jumlah pendaftaran baru melonjak menjadi 258 ribu, jauh melampaui perkiraan sebesar 230 ribu. Ini merupakan peringatan bagi mereka yang sedang memantau aiituasi pasar tenaga kerja dengan cermat, mereka perlu melihat pengaruhnya terhadap ekonomi AS.
"Investor kini sedang dihadapkan pada situasi yang sulit: di satu sisi, data inflasi menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari prediksi yang ada, di sisi lain, data pengangguran menunjukkan adanya pelemahan ekonomi," komentar Jack Ablin, direktur investasi utama Cresset Capital. "Kombinasi dari berbagai faktor ini yang menciptakan gambaran tidak menguntungkan - ini merupakan skenario terburuk yang mungkin terjadi."
Taruhan FRS: Ke Mana Timbangan Akan Bergerak?
Laporan data ekonomi terbaru langsung dapat terlihat dalam ekspektasi trader terkait tindakan sistem cadangan federal (Fed). Menurut data terbaru dari CME FedWatch, kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November semakin tinggi menjadi 80%. Di saat yang sama, peluang bahwa bank regulator tersebut akan membiarkan suku bunga tidak berubah hanya sekitar 20%. Ketidakpastian seperti ini berpeluang meningkatkan tekanan di pasar dan mengakibatkan fluktuasi di antara para peserta.
Hasil hari trading merupakan penurunan indeks utama yang akan mencerminkan suasana umum investor yang berada di antara sinyal ekonomi yang bertentangan.
Pernyataan Perwakilan Fed: Dipantau Dengan Perhatian yang Ketat
Di tengah laporan ekonomi yang bergejolak dan perbedaan pendapat di antara para pemimpin sistem cadangan federal (Fed), pertanyaan terkait bagaimana masa depan suku bunga masih terus menjadi sorotan. Pada hari Kamis, Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Rafael Bostik, menjelaskan bahwa dirinya tetap yakin bahwa pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed berikutnya tidak mungkin terjadi. Menurutnya, ketidakstabilan laporan inflasi dan pasar tenaga kerja saat ini menentukan apakah layak untuk mempertahankan suku bunga pada level yang sama.
Pandangan dari Berbagai Sisi
Publikasi data ekonomi baru langsung tercermin ke dalam ekspektasi para trader terkait tindakan sistem cadangan federal (Fed). Menurut data terbaru dari CME FedWatch, adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 poin dasar pada bulan November melonjak menjadi 80%. Pada saat yang sama, peluang bank regulator untuk tidak mengubah taruhan adalah sekitar 20%. Ketidakpastian tersebut meningkatkan tekanan pada pasar dan menyebabkan fluktuasi di antara para pelaku pasar.
Hasil dari hari trading berupa adanya penurunan indeks utama yang mencerminkan suasana hati umum investor yang ternyata berada di antara sinyal ekonomi yang saling bertentangan.
Indeks Ditutup di Minus: Rekor Tertinggal Belakang?
Di tengah gejolak ketidakpastian, indeks pasar saham utama menutup hari di zona negatif. Dow Jones mengalami rugi 57,88 poin, atau setara dengan 0,14%, tidak bergerak di angka 42.454,12. Indeks pasar luas S&P 500 anjlok 11,99 poin (0,21%), menyelesaikan sesi pada 5.780,05, dan NASDAQ berteknologi tinggi merosot 9,57 poin, atau 0,05%, ke angka18.282,05.
Perlu dicatat bahwa baik S&P 500 dan juga Dow pada sepanjang hari sebelumnya terlihat sudah mencapai rekor tertinggi mereka, namun hasil data ekonomi yang lemah serta ketidaksepakatan di antara pimpinan Fed menghapuskan optimisme ini.
Sektor energi bertentangan dengan tren
Di tengah penurunan secara umum, hanya tiga dari sebelas indeks industri utama S&P 500 yang menutup hari trading hari dengan hasil positif. Juaranya adalah sektor energi yang untung sebesar 0,8%, keuntungan ini didorong oleh lonjakan harga minyak. Dinamika ini berhubungan dengan lonjakan konsumsi bahan bakar di Amerika Serikat menjelang datangnya badai Milton yang melanda pantai barat Florida pada Rabu hingga Kamis malam.
Minyak: badai serta geopolitik memicu pertumbuhan
Harga minyak terus naik dengan baik, kenaikan ini didorong oleh dua faktor utama. Pertama, adanya permintaan bahan bakar yang meningkat tajam di tengah persiapan menghadapi dampak badai Milton yang memicu kenaikan harga minyak. Kedua, adanya kekhawatiran yang terus-menerus tentang stabilitas pasokan di tengah konflik geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah. Faktor-faktor tadi memicu pertumbuhan yang kuat bagi sektor energi, ini menjadi satu-satunya titik terang di tengah penurunan pasar saham secara umum.
Perilaku pasar seperti ini menggambarkan suasana hati yang bertentangan sekarang - para investor dipaksa untuk bermanuver antara sinyal positif dan negatif, sehingga memperburuk ketidakstabilan dan meningkatkan volatilitas di Wall Street.
Ekspektasi pada awal musim laporan: perhatian pada sektor perbankan
Para investor bersiap untuk awal laporan korporat untuk kuartal ketiga, yang diprediksi dapat memberikan gambaran mengeani kondisi keuangan perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Perhatian khusus akan diberikan kepada laporan dari bank-bank terbesar yang akan mempublikasikan laporan kuartalan mereka pada hari Jumat ini. Berbagai laporan dari perusahaan raksasa keuangan secara tradisional akan menentukan nada untuk seluruh musim laporan dan berguna sebagai indikator kondisi ekonomi di tengah kondisi makroekonomi yang tidak pasti.
Berapa banyak yang Anda hasilkan? Prediksi S&P 500
Menurut prediksi analis dari LSEG, mereka berharap bahwa laba perusahaan yang termasuk dalam indeks S&P 500 akan mengalami pertumbuhan sebesar 5% dalam perhitungan tahunan berdasarkan hasil kuartal ketiga. Data ini akan sanag krusial dalam menentukan dinamika umum pasar, akibat pertumbuhan pendapatan korporat yang menjadi faktor kunci untuk mempertahankan saham saat ini.
Turbulensi di sektor penerbangan
Salah satu saham yang mencuri perhatian dan menjadi pecundang pada hari Kamis adalah Delta Air Lines, nilai sahamnya menurun 1% setelah mereka menerbitkan prediksi pendapatan yang ternyata lebih rendah dari ekspektasi para analis. Manajemen maskapai penerbangan mengacu pada adanya penurunan pada aktivitas bisnis dan belanja perjalanan yang berpeluang memengaruhi pendapatan pada kuartal mendatang. Perkiraan pesimistis Delta dan maskapai lainnya menjadi anjlok: saham American Airlines menurun 1,4%, mencerminkan ketegangan parah dalam industri tersebut.
PFIZER: Masalah lama dan tantangan baru
Sektor farmasi juga tidak luput dari badai. Saham Pfizer merosot 2,8% di tengah kabar bahwa mantan manajer puncak perusahaan menjauh dari inisiatif aktivis Starboard Value. Dana ini secara aktif mendorong peninjauan ulang strategi produsen, termasuk kemungkinan akan melakukan restrukturisasi bisnis. Hal ini meningkatkan tekanan pada saham Pfizer yang sudah mengalami kesulitan di tengah hasil trading yang lemah selama periode sebelumnya.
Volatilitas trading : sikap bearish di Wall Street
Pada hari Kamis, di platform saham AS, volume trading lebih rendah dari indikator rata-rata selama 20 sesi terakhir - pemilik digantikan oleh 11,02 miliar saham dibandingkan dengan nilai rata-rata 12,06 miliar. Keadaan ini mungkin menunjukkan peningkatan kehati-hatian para investor sebelum dimulainya musim pelaporan dan ketidakpastian tinggi terkait tindakan lebih lanjut dari Fed.
Di Bursa Efek New York (NYSE), jumlah saham yang anjlok nilainya melebihi jumlah dengan rasio 1,39 banding 1. Meskipun terjadi penurunan total, pasar melihat adanya 185 rekor maksimum baru dibandingkan dengan 55 minimum baru, yang menunjukkan permintaan untuk saham segmen tertentu.
NASDAQ: Penurunan mendominasi
Di bursa yang berorientasi teknologi atau Nasdaq, situasinya bahkan lebih intens: 2576 saham mengalami penurunan harga, sementara hanya 1616 yang menunjukkan pertumbuhan. Akibatnya, rasio saham yang "jatuh" terhadap "tumbuh" adalah 1,59 banding 1, yang menunjukkan dominasi suasana bearish di antara para trader. Indeks Nasdaq Composite mencatat ada 60 maksimum tahunan baru dan 163 minimum baru - ketidakseimbangan yang terjadi ini menggambarkan volatilitas tinggi dan ketidakpastian di antara pelaku pasar.
Maksimum dan minimum: apa yang ditunjukkan oleh S&P 500?
Indeks S&P 500, yang mencerminkan keadaan berbagai perusahaan, juga mencatat sejumlah besar titik tertinggi baru (22) dengan latar belakang hanya 2 titik terendah baru. Hal ini menunjukkan heterogenitas suasana di pasar: sementara beberapa perusahaan menunjukkan pertumbuhan yang meyakinkan, yang lain terus mengalami tekanan faktor ekonomi makro dan masalah internal.
Hasilnya adalah penurunan umum dalam indeks, yang menekankan betapa sulitnya bagi investor saat ini untuk bernavigasi dalam kondisi sinyal ekonomi yang saling bertentangan. Semua perhatian difokuskan pada laporan triwulanan mendatang dan komentar dari para manajer puncak yang dapat mengembalikan kepercayaan atau memperburuk keraguan tentang stabilitas level pasar saat ini.
Wall Street menyelesaikan hari di dalam zona minus: "juaranya" adalah sektor real estat
Pasar saham Amerika menutup sesi trading pada hari Kamis di zona negatif, meskipun ada kerugian total lebih sedikit dari yang diharapkan di tengah fluktuasi siang hari. Sektor real estat yang sensitif terhadap perubahan suku bunga ternyata menjadi sektor rentan. Indeks real estat S&P 500 menunjukkan dinamika terburuk di antara 11 sektor utama, yang mencerminkan kekhawatiran investor mengenai kemungkinan pengetatan kondisi kredit.
Sentimen global: dinamika multidirectional
Indeks saham MSCI, yang melacak aset di seluruh dunia, kehilangan sebesar 0,18 poin, atau 0,02%, mentup pada level 848,46. Meskipun penurunan yang lebih signifikan terjadi selama sesi tersebut, investor berhasil mengompensasi sebagian kerugian. Sementara itu, di pasar Eropa, indeks Stoxx 600 turun 0,18%, tertekan sebelum anggaran Prancis tahun 2025 diterbitkan. Para investor khawatir dengan kebijakan fiskal lebih lanjut dalam kondisi ketidakstabilan ekonomi makro.
Perhatian tertuju pada Fed: inflasi memberi jalan pada pasar tenaga kerja
Laporan ketenagakerjaan pada hari Jumat di Amerika Serikat membuat pasar terkejut, karena laporan tersebut menunjukkan situasi yang lebih stabil di pasar tenaga kerja daripada yang diperkirakan. Hal ini memengaruhi ekspektasi terhadap tindakan lanjutan dari sistem cadangan federal. Saat ini para pelaku pasar semakin tidak percaya terhadap penurunan taruhan yang agresif dan lebih memilih mempertimbangkan skenario yang lebih lunak. The Fed The Fed The Federal Reserve, Jerome Powell dan rekan-rekannya, mengatakan bahwa prioritas sekarang adalah menjaga stabilitas di pasar tenaga kerja, yang menunjukkan perubahan fokus regulator dari perang melawan inflasi.
Perkiraan FRS: Pelonggaran kebijakan dengan hati-hati
Beberapa perwakilan The Fed mengonfirmasi bahwa, meskipun inflasi melambat, situasi di pasar tenaga kerja tetap kuat, tetapi rentan terhadap penurunan. Ini memberi Bank Sentral ruang untuk pengurangan suku bunga yang lebih bertahap dalam beberapa bulan mendatang, yang kemungkinan akan dilakukan dengan langkah-langkah lambat. Pendekatan ini mengurangi risiko dampak berlebihan pada ekonomi dan memungkinkan untuk mengevaluasi reaksi pasar terhadap perubahan.
Obligasi: reaksi campuran di tengah ekspektasi yang berubah-ubah
Keuntungan obligasi pemerintah AS pada hari Kamis menunjukkan pergerakan yang beragam. Obligasi acuan 10 tahun menambahkan 0,4 poin dasar, mencapai level 4,071%. Sebelumnya, selama sesi, keuntungan bergerak naik ke 4,12%, yang menunjukkan fluktuasi ekspektasi investor mengenai kebijakan lebih lanjut dari The Fed.
Sementara itu, obligasi treasury 2 tahun, yang paling sering merespons perubahan suku bunga, menurun 5,6 poin dasar menjadi 3,962%. Penurunan ini mencerminkan perkiraan hati-hati untuk laju pelonggaran kebijakan moneter di masa depan.
Dolar dan euro: Pasar valuta asing menunjukkan sinyal campuran
Indeks dolar, yang mengukur biayanya relatif terhadap enam mata uang utama, turun 0,03% menjadi 102,85 setelah sebelumnya tumbuh 0,27%. Keadaan ini menunjukkan bahwa meskipun baru-baru ini menguat, dolar belum menemukan arah yang jelas. Euro juga menunjukkan pelemahan, turun 0,03% dan turun menjadi $1,0936. Perubahan lebih lanjut pada pasangan EUR/USD akan bergantung pada data ekonomi dan sinyal bank sentral, yang meningkatkan volatilitas di pasar valuta asing.
Intinya: ketidakpastian meluas
Dengan latar belakang sinyal multi arah dari data ekonomi dan pernyataan Perwakilan Fed, investor dipaksa untuk meninjau strategi mereka, yang menyebabkan pergerakan tidak stabil di semua segmen pasar. Fokus perhatiannya tetap pada langkah-langkah potensial bank regulator dan reaksi terhadap peristiwa ekonomi makro global, yang meningkatkan ketidakpastian dan memaksa para pelaku pasar untuk berhati-hati.
Dolar kehilangan posisinya terhadap yen: komentar Bank of Japan menimbulkan fluktuasi.
Dolar Amerika sudah melemah terhadap yen Jepang sebesar 0,51%, anjlok ke angka 148,53. Nilai tukar juga dipengaruhi oleh pernyataan wakil manajer dari Japan Ryozo Khimino, yang pada hari Kamis menjelaskan bahwa regulator Jepang berpeluang merevisi kebijakan suku bunga nol. Menurutnya, Bank of Japan sudah siap untuk membahas kemungkinan menaikkan taruhan apabila kepercayaan terhadap penerapan prediksi ekonomi dan inflasi saat ini akan cukup tinggi. Pernyataan tersebut sudah meningkatkan spekulasi di pasar tentang kemungkinan perubahan dalam kebijakan moneter Jepang.
Pound sterling di bawah tekanan: apa yang diperhatikan para trader?
Poundsterling Inggris juga menunjukkan penurunan yang tidak signifikan, turun 0,07% dan mencapai $1,3061. Meskipun fluktuasi yang terjadi termasuk kecil, investor perlu terus memantau data ekonomi Inggris Raya dan pernyataan Bank Inggris, mencoba memahami apakah bank regulator tersebut akan mempertahankan suku bunga saat ini atau mengambil langkah lebih agresif untuk memerangi inflasi.
Pound sterling di bawah tekanan: apa yang diperhatikan para trader?
Poundsterling Inggris juga menunjukkan sedikit penurunan, anjlok 0,07% dan mencapai $1,3061. Meskipun fluktuasi masih termasuk kecil, investor terus memantau data ekonomi Inggris Raya dan pernyataan Bank Inggris, mencoba memahami apakah regulator akan mempertahankan suku bunga saat ini atau mengambil langkah lebih agresif untuk memerangi inflasi.
Minyak naik: badai dan geopolitik memanas karena harga
Harga minyak kembali tumbuh setelah dua hari penurunan, yang berkontribusi pada beberapa faktor. Pertama, konsumsi bahan bakar meningkat tajam dengan latar belakang badai Milton, yang melanda Florida dan memicu pembelian bahan bakar secara massal. Dukungan tambahan untuk harga minyak adalah kekhawatiran tentang pengiriman dari Timur Tengah, tempat situasi geopolitik yang tegang terus berlanjut.
Selain itu, terdapat tanda-tanda bahwa permintaan minyak oleh ekonomi dunia terbesar yaitu AS dan Tiongkok yang juga dapat meningkat. Hal ini memberikan dorongan ke pasar, mengembalikan optimisme investor dan mendorong harga naik.
Minyak Amerika dan Eropa: pertumbuhan cepat
Dilatarbelakangi berita tersebut, harga minyak mentah Amerika (WTI) melonjak 3,56% menjadi $75,85 per barel. Secara paralel, harga minyak Brent yang merupakan standar untuk pasar Eropa mengalami kenaikan 3,68% dan bertahan pada $79,40 per barel. Penguatan ini mencerminkan meningkatnya ekspektasi pelaku pasar mengenai pertumbuhan konsumsi lebih lanjut dan terbatasnya pasokan di tengah risiko gangguan yang masih ada.
Pasar minyak: keseimbangan antara permintaan dan penawaran
Volatilitas pasar minyak saat ini menunjukkan seberapa besar faktor global dapat memengaruhi harga energi. Lonjakan permintaan yang disebabkan oleh bencana alam, dan ketidakstabilan pasokan yang tersisa karena situasi geopolitik menciptakan tekanan ganda pada harga. Keadaan ini memaksa para trader untuk bertindak cepat, mengingat perubahan sekecil apa pun dalam permintaan atau penawaran dapat menggerakkan pasar secara signifikan ke salah satu sisi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, para peserta terus memantau dengan cermat dinamika konsumsi di AS dan Tiongkok - dua ekonomi terbesar di dunia. Tanda-tanda peningkatan permintaan dari negara-negara ini dapat menjadi pemicu gelombang harga baru.