logo

FX.co ★ The euro is facing challenges

The euro is facing challenges

Jerman tetap berada dalam resesi, dan Spanyol menghadapi krisis politik. Selain itu, kemungkinan kenaikan suku bunga federal menjadi 5,75% pada tahun 2023 telah kembali ke tingkat sebelum rilis data inflasi AS bulan Juni. Dalam keadaan seperti ini, sulit bagi EUR/USD untuk tidak mengalami penurunan, terutama mengingat tingkat rekor penurunan volume pinjaman di Eurozone akibat pembatasan moneter paling agresif yang pernah dilakukan ECB.

Institut IFO Jerman menunjukkan bahwa Jerman masih mengalami penurunan, membuat pemulihan dari kelesuan ini menjadi sulit. Indeks iklim bisnis telah menurun selama tiga bulan berturut-turut, dan dinamika indeks harapan mengecewakan para ahli Bloomberg. Hal ini menunjukkan kesulitan signifikan di ekonomi terbesar di Eurozone, yang seharusnya menjadi pendorong pertumbuhan untuk seluruh blok mata uang, namun saat ini berperan sebagai penghambat.

The euro is facing challenges

Di sisi lain, ekonomi Spanyol menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari kelesuan. Namun, hasil pemilu terbaru menimbulkan kekhawatiran serius. Meskipun Partai Rakyat memenangkan sebagian besar kursi, dibutuhkan lebih banyak dukungan untuk membentuk mayoritas. Dukungan dari partai regional di Catalonia dan Negara Basque yang mencari otonomi lebih besar dari Madrid akan diperlukan untuk membentuk pemerintahan mayoritas. Situasi ini mengingatkan pada tahun 2017 ketika Barcelona mengadakan referendum kemerdekaan, yang menyebabkan pemerintah Spanyol menyatakan kemerdekaan dan mencabut otonomi Catalonia, yang kemudian diperintah langsung oleh Madrid.

Berita negatif dari Jerman dan Spanyol semakin diperparah oleh peninjauan pemberian pinjaman bank di Eurozone. Kecepatan pemberian pinjaman telah menurun tajam akibat kenaikan suku bunga deposito sebesar 400 basis poin sejak awal siklus. Akibatnya, aktivitas bisnis dan iklim bisnis secara keseluruhan juga menurun. Blok mata uang ini sekarang berada di ambang resesi, sehingga harapan untuk kenaikan tajam pada EUR/USD menjadi tidak realistis.

The euro is facing challenges

Ekonomi wilayah Eropa secara jelas lebih lemah dibandingkan dengan AS, yang jauh lebih kuat. Laporan makroekonomi positif setelah statistik pasar tenaga kerja AS telah meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga federal dari 5,75% pada tahun 2023 menjadi lebih dari 30%. Sebelum rilis data harga konsumen untuk Juni, probabilitasnya adalah 34-36%, namun kemudian turun tajam menjadi 18%. Indikator yang berubah-ubah ini telah berperan dalam mendorong reli EUR/USD. Pasangan mata uang ini hampir kembali ke level dari mana ia memulai tren naiknya.

The euro is facing challenges

Para investor dengan hati-hati mengawasi Federal Reserve karena reli terbaru di pasar saham dan penurunan imbal hasil obligasi Surat Utang AS sedang meredakan kondisi keuangan. Perkembangan ini menimbulkan tantangan bagi Bank Sentral dalam melawan inflasi. Akibatnya, pasar mengharapkan retorika "hawkish" dari Federal Reserve, dan jika sikap tersebut disampaikan, dolar AS dapat menguat lebih lanjut.

Dari perspektif teknikal, momentum puncak EUR/USD semakin kuat. Level pivot pada 1,106 tidak menghentikan pergerakannya. Saat ini, para trader mencari rebound dari 1,101 atau kembali di atas 1,106 dan 1,1085 untuk membuka posisi long.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading