Pada hari Selasa, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell berbicara kepada Komite Urusan Perbankan, Perumahan, dan Perkotaan Senat. Sang ketua mengeluarkan peringatan keras bahwa Federal Reserve akan kembali mengubah kebijakan moneternya untuk memungkinkan kenaikan suku bunga yang lebih ketat dengan laju yang lebih cepat.
"Data ekonomi terbaru dirilis lebih kuat dari perkiraan, yang menunjukkan bahwa level suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," jelas Powell. Jika kumpulan data menunjukkan perlunya pengetatan yang lebih cepat, laju kenaikan suku bunga dapat ditingkatkan.
Pidatonya kepada Senat menyiratkan bahwa Fed kemungkinan akan membalikkan laju yang lebih lambat setelah pertemuan FOMC Januari, dengan Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 bps. Kenaikan suku bunga terkecil sejak Maret 2022. Hal ini juga bisa menjadi peringatan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga targetnya dari 5,1% menjadi 5,5%–5,75%.
Menurut CME FedWatch Tool, ada peluang 70,5% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps dan peluang 29,5% bahwa Fed akan kurang agresif dengan kenaikan suku bunga 25 bps. Pendulum probabilitas telah berayun keras mengingat bahwa sebulan yang lalu, pada tanggal 7 Februari, FedWatch Tool menunjukkan peluang 90,8% pada kenaikan suku bunga 25 bps dan hanya peluang 9,2% pada kenaikan 50 bps yang lebih agresif.
Rekomendasi dari pejabat Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 bps bulan ini sepertinya sudah diantisipasi, terutama setelah pidato Powell di Senat pada hari Selasa.