logo

FX.co ★ Pound turun lebih dari 200 poin meski Bank of England naikkan suku bunga

Pound turun lebih dari 200 poin meski Bank of England naikkan suku bunga

Pound turun lebih dari 250 poin dari level tertinggi intraday sore ini setelah Bank of England membukukan kenaikan suku bunga paling agresif dalam 33 tahun. Di waktu normal, ini akan menyebabkan rekor kenaikan GBP/USD, tetapi kini semuanya sangat berbeda: setelah kenaikan suku bunga, bank menyatakan sedang merevisi ekspektasi kenaikan selanjutnya, memperingatkan bahwa jika mengikuti jalur agresif, semuanya akan mengarah pada resesi selama dua tahun.

Pound turun lebih dari 200 poin meski Bank of England naikkan suku bunga

Komite Kebijakan Moneter memberikan suara 7-2 untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3%, level tertinggi dalam 14 tahun. Namun, ringkasan menunjukkan bahwa puncaknya akan lebih rendah daripada ekspektasi pasar. Ini karena Fed bertahan pada jalur agresif yang disajikan dalam perkiraan belakangan ini, dimana memuncaknya suku bunga pada tahun depan di sekitar 5,25%, akan menyebabkan penurunan PDB sebesar 3% dan akhirnya resesi. Perkiraan baru, berdasarkan suku bunga yang tersisa di 3% saat ini, menunjukkan resesi yang lebih pendek dan lebih dangkal dan mengharapkan inflasi untuk kembali ke targetnya dalam dua tahun. Dengan kata lain, Bank of England telah memperjelas bahwa mereka tidak lagi bermaksud untuk mengejar kebijakan moneter yang agresif.

Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, juga membahas pasar hipotek, menunjukkan dirinya optimis atas apa yang terjadi di sana. Kenaikan suku bunga yang pesat menyebabkan harga hipotek hingga 6% dalam beberapa minggu terakhir, dibandingkan dengan sekitar 1% pada akhir tahun lalu ketika Bank of England mulai memperketat kebijakan. Oleh karena itu pound turun tajam meskipun suku bunga naik. Pernyataan Bailey terkait kebijakan masa depan sangat kontras dengan pernyataan Ketua Fed, Jerome Powell, yang mengatakan bahwa suku bunga AS kemungkinan akan lebih tinggi daripada ekspektasi pasar. Perbedaan arah kebijakan bank sentral ini mengakibatkan aksi jual besar-besaran pada GBP/USD.

Pound turun lebih dari 200 poin meski Bank of England naikkan suku bunga

Obligasi pemerintah Inggris juga jatuh setelah keputusan Bank of England diumumkan. Para investor merevisi pandangan mereka terhadap suku bunga Inggris di masa depan, memperkirakan level tertinggi pada sekitar 4,75%.

Menteri Keuangan, Jeremy Hunt, juga mendukung keputusan bank sentral, dengan mengatakan pentingnya mengendalikan inflasi. Ia bersimpati pada rumah tangga yang kesulitan akibat kenaikan biaya pinjaman.

Terkait gambaran teknikal GBP/USD, setelah jatuh lebih dari 200 poin selama sesi Asia, koreksi sedikit terbentuk. Kini pembeli fokus mempertahankan level support 1.1200 dan menembus level resistance 1.1260. Hanya breakout level 1.1260 yang akan mengembalikan prospek pertumbuhan ke 1.1330 dan 1.1400, setelah itu lonjakan pound yang lebih tajam akan mungkin terbentuk ke level 1.1490. Tekanan akan kembali jika penjual menguasai level 1.1200. Penembusannya akan mendorong harga kembali ke 1,.1140, lalu 1.1060.

Penjual EUR/USD mengambil kendali pasar, yang memicu terbentuknya gelombang menurun baru. Untuk mengubah ini, para trader harus mengembalikan EUR/USD ke atas 0.9790 karena hanya dengan itu harga akan bergerak menuju 0.9840 dan seterusnya. Namun, prospek kenaikan akan sepenuhnya bergantung pada reaksi pasar terhadap data pasar tenaga kerja AS. Jika tekanan jual terus berlanjut, pasangan ini akan jatuh di bawah 0.9745, kemudian turun ke level terendah berikutnya di 0.9700. EUR/USD juga bisa turun ke 0.9630 dan 0.9590.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading