logo

FX.co ★ Bursa saham Eropa jatuh setelah bursa saham Asia tumbang

Bursa saham Eropa jatuh setelah bursa saham Asia tumbang

Pada hari Senin, indikator-indikator saham utama Eropa Barat menunjukkan penurunan terhadap dinamika negatif bursa-bursa saham di kawasan Asia Pasifik. Pesimisme di bursa dunia juga dipicu oleh kekhawatiran investor mengenai pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut dari Federal Reserve AS dalam konteks kenaikan inflasi secara permanen. Sebagai tambahan, situasi menegangkan di Ukraina kembali ke agenda.

Bursa saham Eropa jatuh setelah bursa saham Asia tumbang

Dengan itu, ketika artikel ini ditulis, indeks gabungan perusahaan-perusahaan utama dalam indeks Europe STOXX Europe 600 merosot 0,68% - ke 389,21 poin, mencapai titik terendah mingguan.

Sementara itu, CAC 40 Prancis terpangkas 0,53%, DAX Jerman naik 0,05% dan FTSE 100 Inggris terpangkas 0,45%.

Kenaikan dan penurunan para pimpinan

Nilai sekuritas perusahaan migas asal Prancis TotalEnergies SE merosot 1,5%. Pada malam harinya, manajemen perusahaan mengusulkan untuk mengadakan negosiasi tahunan mengenai gaji karyawan dengan serikat pekerja di Prancis sebelum tanggal yang dijadwalkan, jika mogok kerja di kilang minyak selesai.

Kuotasi peritel online asal Inggris THG PLC turun hingga 7,8%.

Kapitalisasi pasar perusahaan energi Jerman Uniper SE turun hingga 7,5%.

Harga saham produsen sensor, komponen semikonduktor dan peralatan lampu asal Austria ams-OSRAM AG turun 6,7%.

Nilai sekuritas perusahaan otomotif asal Prancis Renault SA merosot 3,1% setelah manajemen perusahaan mengonfirmasi tengah menegosiasikan sebuah aliansi dengan Nissan Jepang mengenai investasi dalam bisnis kendaraan listrik Renault yang baru.

Kuotasi bank asal Prancis Societe Generale SA naik 0,8% karena berita bahwa COO perusahaan tersebut, Gall Olivier, akan meninggalkan jabatannya pada akhir 2022 karena perombakan manajemen.

Sentimen pasar

Fokus perhatian pelaku pasar bursa Eropa pada hari Senin adalah kekhawatiran mengenai konsekuensi serangan roket di Ukraina pada akhir pekan. Selain itu, investor terus mengkhawatirkan mengenai langkah-langkah tegas bank-bank sentral dunia dalam kebijakan moneternya.

Jadi, pagi ini diketahui bahwa Bank of England akan meningkatkan volume maksimum lelang harian untuk penebusan obligasi pemerintah di bawah program temporer. Bank sentral Inggris mengumumkan awal dilaksanakannya program pada 28 September.

Pada waktu yang sama, bank sentral Inggris itu berencana untuk menyelesaikan sepenuhnya repurchase sekuritas pemerintah pada Jumat, 14 Oktober. Sejak peluncuran program tersebut, BoE telah menyelenggarakan 8 lelang. Total, bank sentral membeli obligasi senilai $5,5 miliar, meskipun bank sebelumnya menyatakan siap untuk membeli sekuritas senilai 40 miliar pound.

Jumat lalu, laporan pasar buruh yang lebih kuat dari ekspektasi dirilis di Amerika Serikat. Hasilnya, angka bulan September dari Departemen Tenaga Kerja AS meningkatkan kekhawatiran investor bahwa Fed akan terus menaikkan suku bunga demi mengatasi inflasi rekor.

Pada hari Senin, media dunia melaporkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk bertemu dengan para perwakilan Dewan Keamanan setelah serangan pada jembatan utama antara Rusia dan Crimea.

Menyusul hasil dari perdagangan hari Senin, bursa-bursa saham di kawasan Asia Pasifik jatuh tajam. Pada waktu yang sama, volume perdagangan tidak signifikan karena libur di Jepang dan Korea Selatan. Dengan demikian, indikator saham Shanghai Shenzhen CSI 300 turun 2,21%, dan Shanghai Composite kehilangan 1,66%.

Faktor utama tekanan pada bursa-bursa Asia Pasifik pada hari Senin adalah sekuritas produsen chip. Dengan demikian, kuotasi perusahaan Anji Microelectronics Tech dan Chengdu Xuguang Electronics turun masing-masing 20% dan 10%, setelah Gedung Putih memperkenalkan langkah-langkah pengendalian ekspor. Di bawah aturan baru, perusahaan-perusahaan asal China tidak lagi memiliki akses ke beberapa bahan semikonduktor yang diproduksi pada peralatan Amerika Serikat.

Langkah tegas oleh otoritas Amerika ini, menurut para ahli, dapat memicu hubungan perdagangan yang semakin memburuk antara Amerika Serikat dan China dan berdampak serius pada ekonomi jika PRC mengambil langkah balasan.

Faktor tekanan lainnya pada bursa saham Asia adalah perilisan data baru bahwa pada akhir September, sektor jasa negara itu turun di tengah gangguan permanen sehubungan dengan akibat dari pandemi virus corona.

Pekan ini, trader-trader Eropa akan menunggu perilisan data statistik pada harga konsumen di Amerika Serikat. Menurut perkiraan awal para ahli, pada akhir September, inflasi tahunan di Amerika melambat ke 8,1% dari bulan Agustus sebesar 8,3%.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading