Perdana Menteri Inggris selanjutnya yaitu Liz Truss harus menghadapi banyak masalah: dolar mendekati level terendah dalam beberapa dekade, kenaikan pinjaman publik yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan rekor penurunan cadangan domestik.
Pound Inggris anjlok lebih dari 15% terhadap dolar pada tahun 2022. Selain itu, pound baru saja mencatatkan kinerja bulanan terburuk sejak Brexit 2016. Sementara itu, biaya pinjaman bisnis telah melonjak setelah kenaikan suku bunga Bank of England enam kali berturut-turut, sementara ekspektasi lonjakan suku bunga lebih lanjut telah meningkat di tengah peringatan inflasi yang tidak terkendali.
Beberapa kalangan bisnis atas berspekulasi bahwa Inggris telah berada dalam resesi, melihat adanya kenaikan harga energi. Penurunan pengeluaran rumah tangga dan upah riil telah memicu serangkaian pemogokan di semua sektor seiring dengan meningkatnya krisis biaya hidup.
Liz Truss kemungkinan besar akan memenangkan perlombaan menggantikan Boris Johnson sebagai perdana menteri Inggris. Saat hasil pemilu diumumkan hari ini, investor akan memantau apakah kebijakan baru tersebut akan mengurangi atau memperburuk penurunan aset Inggris. Ahli strategi khawatir bahwa Truss mungkin meminjam banyak untuk mendanai pemotongan pajak, lebih lanjut merusak neraca Inggris.
Tinjauan singkat tentang situasi saat ini di pasar Inggris:
Pound sterling
Setelah penurunan dramatis tahun ini, pound diperdagangkan di bawah $1,15 atau mendekati level terendah sejak 1985. Indikator momentum yaitu Ketakutan dan keserakahan menyiratkan bahwa penjual mengendalikan harga dengan kuat. Kelemahan pound meningkatkan biaya impor, memicu inflasi yang sudah cepat.
Obligasi pemerintah
Imbal hasil obligasi pemerintah 2 tahun naik lebih dari 3,1%. Rekor ini dianggap sebagai tingkat tertinggi sejak krisis keuangan global pada 2008. Apalagi, investor mengabaikan harapan mereka bahwa aksi jual terburuk berakhir. Swap yang terkait dengan pertemuan kebijakan Bank of England menunjukkan bahwa ekspektasi untuk kenaikan suku bunga telah meningkat, menyiratkan bahwa suku bunga utama nilainya akan naik lebih dari dua kali lipat dari 1,75% pada akhir 2022.
Saham Inggris
Indeks FTSE mid-cap yang perusahaan anggotanya sangat bergantung pada ekonomi domestik kini sedang menuju laporan tahunan dengan kinerja buruk terbesar dibandingkan FTSE 100 yang berfokus pada eksportir. Ini terjadi karena blue-chip FTSE 100 terus didukung oleh pertambangan dan perusahaan energi yang mendapatkan rejeki nomplok dari pasar komoditas yang sedang booming, serta eksportir, yang diuntungkan dari penurunan sterling.
Hutang perusahaan
Biaya pinjaman untuk perusahaan-perusahaan blue-chip Inggris telah melampaui 5% untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, karena inflasi yang meroket menghantam sektor korporasi negara itu.
Selisih hasil antara sterling dan obligasi korporasi berdenominasi dolar adalah yang terluas sejak 2014, mencerminkan tekanan sangat parah di Inggris.