Menurut Presiden BRICS International Forum Purnima Anand, Rusia dan India tidak perlu dolar untuk saling bertransaksi.
Purnima Anand mengatakan bahwa negara-negara membangun sistem pembayaran baru, yang mencakup pembayaran hanya dalam ruble dan rupee. Dalam hal ini, Rusia dan China juga tengah mengembangkan skema pembayaran untuk menggunakan hanya yuan dan ruble dan bukan dolar. Metode pembayaran seperti ini memungkinkan Rusia menghindari sanksi yang dijatuhkan oleh UE dan AS. Purnima Anand menunjukkan bahwa RUsia telah membangun hubungan yang baik dengan India. Dalam 40 tahun terakhir, volume perdagangan telah meningkat lima kali lipat. India meningkatkan impor minyak dari Rusia, sementara Rusia meningkatkan pembelian produk-produk agrikultur, tekstil dan obat-obatan. Sementara itu, India menolak tekanan Barat untuk melarang minyak Rusia. Pada awal musim panas ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan tengah mengembangkan maa uang cadangan yang baru. Pada waktu yang sama, lima negara ini mencoba untuk menciptakan mekanisme alternatif untuk pembayaran internasional.
BRICS juga mungkin menambah anggotanya: Turki, Mesir dan Arab Saudi tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok ini. Menurut Deccan Herald, pada musim panas ini, India dan Rusia telah membahas kemungkinan adopsi sistem pembayaran lokal RuPay dan Mir. Para analis menganggap proposal baru mata uang cadangan BRICS ini sebagai alternatif terhadap dolar AS dan sebagai mata uang dari IMF dengan hal penarikan khusus. Upaya dedolarisasi Rusia akan sulit mengejutkan siapapun. Namun, mereka menjadi semakin keras setelah Barat menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.