logo

FX.co ★ Taktik dan strategi USD: kita perlu mundur demi membuat euro lengah

Taktik dan strategi USD: kita perlu mundur demi membuat euro lengah

Taktik dan strategi USD: kita perlu mundur demi membuat euro lengah

Pada akhir minggu ini, mata uang AS sebagian kehilangan posisinya, memberi jalan kepada mata uang Eropa. Namun, beberapa analis yakin ini adalah langkah taktis yang cerdas dari pihak dolar. Dolar harus menggunakan strategi withdrawal untuk mengalihkan perhatian euro dan memberikan rasa superioritas yang palsu.

Menurut para pakar, greenback mampu mundur, karena posisinya di arena keuangan global cukup kuat. Redistribusi kekuatan jangka pendek yang mendukung euro tidak akan mencegah USD mencapai level tertinggi baru. Saat ini, greenback sedikit turun, tetapi keberuntungan finansial akan segera tersenyum padanya, para pakar percaya.

Pullback jangka pendek mata uang AS terjadi pasca pertemuan Federal Reserve, setelah itu bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 75 bps, menjadi 2,25-2,50% per tahun. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi pasar, meski beberapa pihak mengkhawatirkan langkah agresif The Fed, yakni menaikkan suku bunga sebesar 100 bps. Namun, bank sentral lebih memilih untuk bergerak bertahap, yakin dengan cara ini mereka akan dapat mengendalikan inflasi.

Pada konferensi pers yang berlangsung setelah pertemuan bank sentral, Ketua Fed, Jerome Powell, menyatakan kesiapan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika keadaan mengharuskannya. Menurut Powell, skala kenaikan berikutnya dapat dikurangi jika terjadi perlambatan inflasi. Menurut Powell, karena kebijakan moneter lebih diperketat dan inflasi terkendali, disarankan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Pelaku pasar bereaksi positif terhadap informasi ini, mengingat bank sentral akan membatasi kenaikan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan September nanti. Perhatikan bahwa Fed saat ini menganut strategi terkuat menaikkan suku selama 40 tahun terakhir. Sebelumnya, setelah krisis keuangan global tahun 2008, ekonomi Amerika jauh lebih sulit untuk menanggung bahkan sedikit kenaikan suku bunga. Sekarang situasinya membaik, terlepas dari penurunan sebesar 0,9% year-on-year dan penurunan PDB AS.

Dengan latar belakang ini, pada Kamis, 28 Juli pasangan EUR/USD tetap stabil dan diperdagangkan di dekat 1.0220. Pasangan ini berhasil mempertahankan momentum kenaikan untuk waktu yang panjang, yang terkadang terputus. Pasangan EUR/USD diperdagangkan pada 1.0242 pada Jumat pagi, 29 Juli, sangat memperkuat posisinya. Menurut para analis, saat ini EUR/USD dalam fase konsolidasi, dan dalam beberapa minggu ke depan akan tetap dalam kisaran 1.0100-1.0285.

Taktik dan strategi USD: kita perlu mundur demi membuat euro lengah

Euro membuat perubahan tajam pasca pertemuan Fed, memanfaatkan pelemahan greenback. Hal ini disebabkan oleh tindakan bank sentral, yang menyebabkan kenaikan permintaan aset berimbal hasil tinggi, sementara politisi fokus pada pengendalian inflasi. Namun, euforia di pasar tidak berlangsung lama, terutama di kalangan bull euro. Masalah ekonomi di Uni Eropa, terutama terkait dengan pasokan gas, sangat menekan euro. Yang menarik adalah jatuhnya indikator sentimen ekonomi UE. Perlu diingat bahwa indikator ini turun menjadi 99 poin pada bulan Juli, lebih buruk dari prediksi 102 poin. Pada saat yang sama, tingkat keyakinan konsumen di zona euro turun menjadi -27 dari sebelumnya -23,8.

Faktor tambahan tekanan pada euro adalah penilaian awal indeks harga konsumen Jerman yang diselaraskan. Pada bulan Juli, indikator ini menunjukkan peningkatan sebesar 8,5% Y/Y, naik dari nilai sebelumnya sebesar 8,2%. Pada saat yang sama, CPI tahunan zona euro sebesar 7,5%. Dengan latar belakang ini, pasangan EUR/USD jatuh ke level terendah yang mengancam di 1.0113 menjelang rilis data makro dari AS, tetapi kemudian berhasil pulih.

Otoritas moneter AS baru saja menerbitkan perkiraan pertama PDB untuk kuartal kedua, yang tidak memenuhi ekspektasi pasar. Alasannya adalah kontraksi ekonomi Amerika sebesar 0,9% setahun. Menurut laporan saat ini, PDB AS turun selama dua bulan beruntun. Dalam situasi seperti itu, para pakar menyatakan awal resesi teknikal.

Banyak ekonom yakin saat ini ekonomi AS dicengkeram oleh resesi teknikal. Namun, volume penurunan ekonomi Amerika (sebesar 0,6% selama dua kuartal terakhir) tidak begitu menakutkan dibandingkan dengan Eropa. Menurut para analis, kegagalan ini adalah dampak dari pemotongan anggaran, bukan konsekuensi dari kenaikan suku bunga. Ingat, perubahan kebijakan moneter tidak segera terlihat, tetapi efeknya bisa dirasakan dalam waktu sekitar enam bulan. Menurut hasil kuartal keempat 2022, Anda dapat melihat hasil keputusan saat ini, para pakar merangkum.

Dalam situasi seperti itu, The Fed mampu secara tajam memperlambat laju kenaikan suku bunga dan dengan cepat bergerak menuju pelonggaran kebijakan moneter. Namun, ini tidak mungkin dilakukan sekarang. Inflasi tinggi, yang sedang diperjuangkan oleh bank sentral, membutuhkan kebijakan moneter yang ketat. Jika tren negatif meningkat pada kuartal pertama 2023, ekonomi AS dapat jatuh ke dalam resesi, para analis memperingatkan.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading