Tampaknya peserta pasar mempertimbangkan sikap yang lebih hawkish dari Fed dan rapat FOMC minggu ini mengingat penurunan besar pada saham AS. Namun bisa dikatakan sama bagi peserta pasar secara aktif berinvestasi atau trading dalam emas atau perak?
Selama minggu trading yang singkat, logam mulia menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Harga Palladium naik 9,783%:
Platinum juga naik 7.84%:
Perak naik 6.65%:
Emas juga naik 1.31%:
Pada waktu yang sama, saham AS turun.
Indeks Gabungan NASDAQ mengakibatkan penurunan persentase, turun sekitar 6,4%:
Standard & Poor's 500 turun lebih dari 5%:
Terakhir, Dow Jones Industrial Average turun sekitar 3.9%:
Dengan dimulainya resesi, perusahaan AS menjadi terbiasa meminjam modal pada suku bunga yang sangat rendah. Penurunan minggu lalu adalah gejala dari realita yang dihadapi perusahaan, yaitu bahwa biaya utamng akan naik sepanjang tahun karena Fed mulai menormalisasi suku bunga setelah mengurangi pembelian aset, yang harus dilengkapi pada Maret tahun ini.
Jelas bahwa penurunan tajam pada saham minggu lalu adalah gejala dari sindrom kegagalan yang terjadi ketika korporasi dihadapi dengan fakta bahwa mereka tidak lagi mampu meminjam modal tanpa biaya suku bunga terasosiasi.
Setelah sepekan penurunjan harga saham besar dan logam mulia naik, seseorang mungkin akan berfikir apa yang telah berubah.
Peserta logam mulia telah mencapai titik seiring tekanan penjualan yang berlangsung pada saham AS mengakibatkan likuidasi umum besar-besaran pada beberapa kelas aset.
Kenyataannya adalah bahwa saham AS jauh lebih sensitif terhadap suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan logam mulia pada kondisi pasar saat ini. Tingkat inflasi saat ini adalah 7%, dan realisasi yang meningkatkan suku bunga dari nol menjadi 1$ tahun ini tidak akan banyak berdampak pada tekanan inflasi yang menurun.
Dalam hal ini, terdapat kemungkinan bahwa harga logam mulia bisa naik bahkan dengan kebijakan moneter Fed yang kurang lebih fleksibel.