Brent dan WTI turun akhir pekan lalu setelah laporan menunjukkan bahwa ada kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak dan bahan bakar AS.
Harga relatif naik sebelumnya karena ketegangan di Eropa Timur dan Timur Tengah meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan. Reuters melaporkan bahwa para diplomat gagal membuat terobosan selama negosiasi, sehingga pembicaraan akan dilanjutkan minggu ini.
Selain itu, perusahaan energi di AS memotong perlengkapan minyak untuk pertama kalinya dalam 13 minggu setelah harga minyak turun selama enam minggu berturut-turut dari akhir Oktober hingga awal Desember.
Sebuah laporan dari Baker Hughes menyatakan jumlah kumulatif perlengkapan minyak dan gas di AS telah naik 60% dibandingkan tahun lalu.
Kemungkinan besar, Brent dan WTI akan mengalami tekanan hingga pasar menyerap kenaikan produksi.
Konflik baru-baru ini di beberapa negara produsen juga dapat mempengaruhi harga minyak, terutama karena AS siap menjatuhkan sanksi termasuk memboikot produk.