logo

FX.co ★ Akankah emas berhasil pertahankan gelombang naik dan capai titik tertinggi tahun lalu?

Akankah emas berhasil pertahankan gelombang naik dan capai titik tertinggi tahun lalu?

Akankah emas berhasil pertahankan gelombang naik dan capai titik tertinggi tahun lalu?

Harga emas naik menyusul hasil 6 sesi berturut-turut dan akhirnya menembus tren menurun 15 bulan. Namun, apakah emas batangan berpotensi mengulang rekor harga tahun 2020?

Pada hari Kamis, logam kuning ini melanjutkan rally mengesankan yang dimulai minggu lalu. Emas menunjukkan dinamika positif menyusul hasil perdagangan 6 hari berturut-turut. Ini merupakan pertumbuhan terpanjang aset ini sejak kenaikan 6 hari yang berakhir pada 20 Mei.

Perlu dicatat bahwa harga emas melonjak sebesar 0,8%, atau $15,60. Pada penutupan sesi, emas batangan diperdagangkan di level $1.863,90. Pada saat yang sama, kontrak yang paling aktif diperdagangkan mencapai level maksimum sejak 14 Juni.

Akankah emas berhasil pertahankan gelombang naik dan capai titik tertinggi tahun lalu?

Bahkan dolar AS yang kuat pun tidak dapat mencegah kenaikan logam mulia ini. Pada 11 November, indeks mata uang AS menguat sebanyak 0,3% terhadap pesaing utamanya. Indikator ini sebesar 95,142 poin.

Para analis memperhatikan bahwa faktor utama pembentuk harga saat ini adalah kenaikan tajam inflasi AS.

Statistik yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa indeks harga konsumen naik 0,9% mom pada Oktober, sementara para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0,6%.

Namun, dalam skala tahunan data ternyata lebih mengejutkan. Bulan lalu, tingkat inflasi AS mencapai 6,2%. Ini merupakan lonjakan terbesar dalam lebih dari 30 tahun.

Meningkatnya tekanan inflasi memungkinkan harga emas naik sebanyak 1% pada pertengahan minggu kerja. Bloomberg melaporkan bahwa kenaikan harian yang signifikan tersebut serta suasana positif di pasar logam mulia yang bertahan selama beberapa sesi, membantu emas batangan menembus tren menurun 15 bulan.

Analis Eddie Spence mengatakan bahwa tahun ini inflasi memberikan dorongan menurun yang kuat pada logam ini, karena para investor memperkirakan kenaikan harga guna mengingatkan Federal Reserve untuk mengurangi stimulus berskala besar. Selain itu, Fed berkeinginan untuk mempertahankan suku bunga tetap rendah akibat tingkat pengangguran yang masih tinggi, kekhawatiran inflasi yang di luar kendali saat ini menambah daya tarik emas.

Sementara itu, ahli strategi pasar, Warren Venketas, menekankan bahwa logam mulia ini hampir sepanjang tahun bersifat sekunder terhadap aset-aset lainnya. Terlebih, salah satu pesaingnya adalah bitcoin, yang juga dianggap oleh investor sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Namun saat ini para ahli mengatakan bahwa ini saatnya bagi emas untuk menjadi yang terdepan.

"Secara teknis, emas idealnya berbalik membentuk rally bullish dan naik. Kenaikan harga yang lebhi stabil daripada ekspektasi di AS akan membantu meningkatkan nilainya. Menurut saya inflasi tidak akan lebih lama daripada proyeksi dan akan tetap di level saat ini selama 6 bulan ke depan." ujar W. Ventekas.

Pada saat yang sama, para analis melihat tidak ada alasan untuk yakin bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebelum September atau bahkan Desember 2022. Dengan latar belakang ini, harga emas akan terus naik dalam waktu dekat. Menurut Venketas, emas batangan berpeluang naik ke level $1.916 pada akhir tahun ini.

"Tahun depan emas juga mungkin mencapai rekor tertinggi tahun 2020, lebih dari $2.000/oz. Ini akan difasilitasi oleh permintaan logam mulia yang akan mengejar permintaan aset-aset alternatif lain yang akan melindungi dari inflasi," ujar Venketas.

Namun, tidak semua analis optimis terhadap prospek emas jarak jauh. Misalnya, para ahli strategi pasar Citibank memperingkatkan para investor bahwa momentum baru logam ini akan memudar pada akhir musim dingin.

Para pakar di Citi meningkatkan target harga emas batangan untuk tiga bulan ke depan sebesar 11%. Berdasarkan perhitungan mereka, logam kuning ini bisa benar-benar melonjak ke level $1.900. Namun, skenario dasar para analis untuk tahun 2022 tetap bearish.

Mereka memperkirakan Fed akan mengumumkan pengetatan suku bunga lebh cepat pada pertemuan bulan Desember. Jika ini terjadi, emas akan menghadapi hantaman keras - pertumbuhan dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading