FX.co ★ Ulasan Pasar AS (03/05/2021)

Pasar AS merosot Jumat lalu bahkan setelah mendapatkan laporan PDB yang kuat. Rupanya, kenaikan 6,2% dalam indikator tersebut diimbangi oleh berita bahwa Federal Reserve ingin mempertahankan kebijakan moneter super-soft untuk waktu yang lama, serta rencana untuk melanjutkan suntikan likuiditas sekitar $120 miliar per bulan.

Dilaporkan juga bahwa deflator PDB naik menjadi 4,1% yang tidak nyaman, sementara pengangguran jangka panjang telah stabil di sekitar angka 3,5 juta.

Semua ini menyebabkan Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq tergelincir masing-masing sebesar 0,5%, 0,7% dan 0,8%.

Sehubungan dengan situasi epidemiologi dunia, terjadi sedikit penurunan infeksi. Total kasus turun menjadi 680.000, tetapi tingkat insiden keseluruhan India telah melonjak menjadi 400.000 kemarin. Untungnya, angka itu turun menjadi 370.000 hari ini, tetapi kematian tetap di sekitar 3.500.

Sementara itu, negara lain mengalami peningkatan. Misalnya, Prancis dan Jerman mencatat kurang dari 15.000 kasus virus Corona baru, sementara Amerika Serikat mencatat 30.000, yang dua kali lebih rendah dari angka pekan lalu.

Kembali ke pasar, sektor minyak juga turun minggu ini, karena banyak yang mulai mengkhawatirkan peningkatan pasokan, yang pasti akan menyebabkan jatuhnya harga.

Faktanya, Brent turun 0,7% hari ini, diperdagangkan hanya pada $66,20. Diperkirakan biayanya sekitar $65.00 - $67.00 untuk sisa hari itu.

WTI juga turun 0,7%, mencapai harga $63,10. Diproyeksikan untuk diperdagangkan sekitar $62.00 - $64.00 hari ini.

Meskipun bank-bank besar seperti UBS memprediksi kenaikan harga minyak, prakiraan mereka praktis bertepatan dengan level yang sudah dicapai di $63-66. Ini hanya berarti bahwa tidak banyak potensi pertumbuhan, bahkan jika permintaan diperkirakan akan melonjak 5,5-6,5 juta barel.

Adapun statistik makro, AS akan menerbitkan laporan tentang industri dan jasa PMI minggu ini, yang niscaya akan mempengaruhi pasar. Kinerja yang baik dapat meningkatkan investasi.

Kesimpulan: Pasar AS mungkin mengalami koreksi minggu ini, setelah AS merilis laporan PMI industri dan jasa.