FX.co ★ Imbal hasil obligasi pemerintah turun di Eropa

Meningkatnya imbal hasil obligasi telah menakuti pasar di tahun 2021. Pelaku pasar khawatir bahwa pemulihan ekonomi bersama dengan stimulus fiskal akan memicu peningkatan inflasi yang tajam. Alasannya, permintaan konsumen akan terkendala saat lockdown berakhir.

Pada 15 Maret, imbal hasil US Treasury mendekati puncak 13 bulan. Ekspektasi investor atas pertumbuhan ekonomi yang dipercepat di AS mendorong imbal hasil. Optimisme muncul setelah rencana bantuan dari Presiden Joe Biden mendapat persetujuan akhir.

Sementara itu, imbal hasil obligasi 10-tahun Jerman mencapai puncaknya pada 26 Februari dan stabil di bawah level ini, menetap di 0,350%. Imbal hasil 10-tahun Italia kehilangan 2 basis poin turun menjadi 0,621%. Faktanya, ekspektasi inflasi zona Euro jangka panjang naik 1,50% untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Kenaikan ini mengikuti kenaikan harga komoditas baru-baru ini, jelas Lyn Graham-Taylor, ahli strategi suku bunga di Rabobank.

Memang, selisih antara imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun AS dan Jerman telah melebar sejak Februari 2020. Mungkin ada dua alasan untuk itu: stimulus fiskal skala besar di AS dan lambatnya laju pertumbuhan kampanye vaksinasi di UE.

Selain itu, Italia mengumumkan pembatasan virus Corona yang lebih ketat pada Jumat lalu. Sementara itu, infeksi virus Corona Prancis juga menyebar secara eksponensial. Dalam hal ini, analis tidak lagi menunggu pelonggaran signifikan di kawasan Euro. Mereka berasumsi bahwa Inggris akan mencabut pembatasan terlebih dahulu. Para ahli di The Goldman Sachs mengatakan bahwa ini dapat menyebabkan pembukaan kembali Eropa sekitar 1,5 bulan.

Untuk membatasi kenaikan imbal hasil, ECB ingin meningkatkan laju pembelian obligasi. Regulator mengumumkan keputusannya pada pertemuan terakhir. Ini akan menjadi ukuran sementara tetapi akan cukup untuk mendorong pelebaran lebih lanjut dari perbedaan suku bunga USD-EUR.