Dolar AS terus menguat karena imbal hasil Treasury tetap menguat di tengah ekspektasi bahwa stimulus fiskal dan pemberlakuan vaksin akan membantu memulihkan perekonomian global dan merangsang inflasi yang lebih cepat. Meskipun ketua Federal Reserve System, Jerome Powell, telah berulang kali menepis anggapan bahwa kenaikan inflasi akan menyebabkan perubahan kebijakan, investor terus melepas obligasi AS dengan harapan memperoleh lebih banyak profitabilitas di masa depan. Hal ini menyebabkan Dolar AS terus menguat, karena ada redistribusi jumlah uang beredar.
Dalam catatan lain, Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mengumumkan bahwa Amerika Serikat dapat menerima pasokan vaksin yang cukup pada akhir Mei, dua bulan lebih awal dari yang diperkirakan. Kemajuan baru-baru ini dari RUU bailout $1,9 triliun melalui DPR juga mempengaruhi imbal hasil obligasi dan Dolar AS.
Meskipun demikian, pasangan EUR/USD terus menurun, karena bulls gagal membalikkan tren penurunan. Jika penjual berhasil menekan harga di bawah 1.2040, banyak buy stop akan dirobohkan, yang akan menyebabkan pergerakan ke bawah yang lebih besar menuju 1.1995. Kemudian, konsolidasi lebih lanjut di bawah level ini akan membawa EUR/USD ke 1.1950 dan 1.1920. Tetapi, jika bulls berhasil mengembalikan pasangan ke angka 21, Euro akan naik lagi menuju 1.2140 dan 1.2190.
GBP
Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, telah mengumumkan bahwa ia akan memperpanjang program bantuan untuk pasar tenaga kerja Inggris hingga akhir September tahun ini. Dia berjanji bahwa pemerintah akan terus melindungi "pekerjaan" selama diperlukan.
"Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk mendukung rakyat dan bisnis Inggris pada saat krisis ini," tegas Sunak.
Sejak tahun lalu, pemerintah Inggris telah mengganti sebagian besar biaya bisnis untuk memastikan bahwa karyawan tetap dibayar di tengah pandemi virus Corona.
Sunak telah memperpanjang program bantuan bisnis selama tiga bulan lagi. Oleh karena itu, mulai 1 April 2021, fasilitas ritel, perhotelan, dan rekreasi akan terus dibebaskan pajak selama tiga bulan ke depan. Dia juga mengumumkan akan mempertahankan PPN 5% sementara hingga 30 September 2021, untuk mengurangi beban lebih dari 150.000 perusahaan di sektor pariwisata dan perhotelan. Dia juga menyebutkan alokasi £1,65 miliar untuk mempertahankan kecepatan vaksinasi di Inggris.
Meskipun anggaran baru meningkatkan defisit ke proporsi yang mencengangkan, Pound Inggris, serta investor, tidak terguncang. Berdasarkan perkiraan terbaru, perekonomian Inggris akan kembali ke level sebelum krisis enam bulan lebih awal dari perkiraan. Rupanya, keputusan Sunak untuk memperpanjang program bantuan berarti pengangguran akan berada di angka 6,5%, bukan 7,5% yang diperkirakan sebelumnya. Faktanya, perbedaan hanya 340.000 pekerjaan sudah signifikan bagi perekonomian. Selain itu, Inggris akan menghabiskan £355 miliar pada tahun 2020-2021. Di tahun 2023 nanti, Inggris berencana untuk mulai memerangi defisit anggaran dan mulai membatasi langkah-langkah bantuan.
Sementara itu, sektor-sektor di Inggris terus berangsur pulih. Misalnya, sektor jasa meningkat cukup pada Februari ini, melonjak dari 39,5 poin menjadi 49,5 poin. Meski indeks tetap di bawah 50 poin, angka terakhir menunjukkan penurunan paling lambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini memberikan harapan bahwa sektor ini segera pulih.
Sektor manufaktur juga mulai pulih. Menurut laporan terbaru, indeks gabungan telah naik dari 41,2 poin pada bulan Januari menjadi 49,6 poin pada bulan Februari. Namun di bawah nilai awal, yakni 49,8 poin.
Sedangkan untuk pasangan GBP/USD, pergerakannya bergantung pada 1.3990, karena penembusan di atasnya akan menyebabkan gelombang pertumbuhan baru menuju 1.4070 dan 1.4130. Tetapi, jika Pound bergerak ke bawah 1.3920, GBP/USD akan turun ke 1.3850, dan kemudian menuju ke 1.3770 dan 1.3720.
Berkenaan dengan statistik makro di Eropa dan Amerika Serikat, laporan sektor swasta dirilis kemarin. IHS Markit mengatakan PMI gabungan terakhir untuk AS dirilis di angka 48,8 poin pada bulan Februari, dibandingkan 47,8 poin pada bulan Januari. Pasalnya, meski sektor industri telah mencatatkan pertumbuhan yang kuat dalam empat bulan terakhir, sektor jasa, terutama di wilayah yang paling terdampak oleh pembatasan dan upaya social distancing, terus menyusut.
Sementara itu, PPI di Eropa tetap tidak berubah, sementara para ekonom memperkirakan PPI akan turun 0,4%. Indeks inti, tidak termasuk energi, meningkat 0,7%.
Adapun pekerjaan AS, ADP mengatakan telah naik hanya 117.000 pada bulan Februari, yang jauh lebih rendah dari perkiraan 177.000. Data dari Departemen Tenaga Kerja, sementara itu, akan dirilis besok, dan memproyeksikan jumlah pekerjaan akan melonjak 180.000 di bulan Februari. Terkait pengangguran, diperkirakan akan tetap di 6,3%.