logo

FX.co ★ Minyak WTI berjangka naik selama sesi Asia

Minyak WTI berjangka naik selama sesi Asia

Minyak WTI berjangka naik selama sesi Asia

Harga dalam tekanan akibat kekhawatiran atas potensi penurunan permintaan energi dan ketidakpastian apakah Eropa akan memberlakukan larangan impor minyak dari Rusia. Pada saat yang sama, kuotasi mendapat dukungan berkat penurunan cadangan minyak di AS sebesar delapan juta barel selama seminggu terakhir.

DINAMIKA HARGA

Minyak mentah berjangka WTI Mei menutup Rabu malam, dengan kenaikan 19 sen, atau 0,2%, menjadi $102,75 per barel. Kontrak berjangka Juni, kontrak yang paling aktif diperdagangkan untuk kelas ini, naik 14 sen, atau 0,1%, menjadi $102,19 per barel.

Peningkatan utilisasi kapasitas kilang, rendahnya impor dan tingginya ekspor menjadi pendorong utama penurunan (cadangan minyak) secara besar-besaran. Ekspor besar terkait dengan (peningkatan) pengiriman ke Eropa, dan situasinya tidak mungkin berubah dalam beberapa minggu mendatang.

EIA juga melaporkan penurunan persediaan bensin dan sulingan masing-masing sebesar 800.000 barel dan 2,7 juta barel. Prakiraan menunjukkan bahwa persediaan bensin dan stok sulingan turun masing-masing sebanyak 1,2 juta barel dan 1 juta barel, ujar Steves.

Data inventaris "mengejutkan pasar, akibat penurunan besar-besaran," ujar Tarik Zahir dari Tyche Capital Advisors kepada MarketWatch. Penurunan persediaan, bersama dengan potensi larangan impor minyak Rusia ke Eropa, akan membantu "kenaikan harga lebih lanjut, dan setiap penurunan akan disertai dengan pembelian."

PENDORONG PASAR LAINNYA

Beberapa kekhawatiran permintaan membebani harga minyak pada hari Rabu, meskipun data persediaan minyak dan produk minyak AS terbaru "menunjukkan penguatan permintaan di hampir setiap kategori," ujar Phil Flynn dari The Price Futures Group.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional pada hari Selasa mengatakan bahwa pertempuran di Ukraina akan menyebabkan perlambatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi global tahun ini.

Selain itu, Jerman, di mana sekitar sepertiga dari impor minyaknya berasal dari Rusia, pada hari Rabu mengumumkan niatnya untuk berhenti membeli minyak Rusia pada akhir tahun, menurut laporan BBC News.

Dua tahun lalu, harga minyak WTI di NYMEX bergerak ke wilayah negatif dan sebesar -37,63 dolar per barel. Selama periode itu, pasar minyak menderita kelebihan stok di tengah perang harga antara Arab Saudi dan Rusia, serta karena penurunan permintaan akibat pandemi virus corona dan berakhirnya kontrak.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading