Investasi Tesla di Bitcoin telah menghasilkan pendapatan hampir $1 miliar, setidaknya di atas kertas, menurut estimasi Dan Ives, Managing Director di Wedbush Securities.
"Ini lebih dari apa yang mereka peroleh pada EV di tahun 2020. Namun, masih belum stabil dan sangat berisiko, meski peristiwa ini tercatat dalam sejarah," jelas Ives.
Awal bulan ini, Tesla mengumumkan bahwa mereka menginvestasikan sekitar $1,5 miliar dalam Bitcoin, dan dapat menerima cryptocurrency sebagai pembayaran dalam waktu dekat. Setelah itu, BTC melonjak ke level tertinggi baru, naik sekitar 14%.
"Namun, saya masih berpikir bahwa Bitcoin dinilai terlalu tinggi (overvalued). Jika investor mulai menginvestasikan $3-4 miliar atau lebih di dalamnya, maka itu akan menjadi lebih signifikan," lanjut Ives.
"Dan meskipun Bitcoin terus meningkat, kurang dari 5% perusahaan publik akan berinvestasi di dalamnya selama 12-18 bulan ke depan," tambahnya.
Elon Musk, CEO Tesla, secara teratur menyebut Bitcoin dan cryptocurrency lainnya di twitter-nya untuk mendorong harga. Selama akhir pekan, Musk mengatakan bahwa Bitcoin dan Ethereum mungkin masih menghargai nilainya. Namun, pada hari Senin, BTC jatuh, menjatuhkan saham Tesla.
"Saya pikir peristiwa bersejarah di EV baru saja berlangsung. Dalam beberapa bulan mendatang, kapitalisasi pasar Tesla dapat mencapai $1 triliun," kata Ives.
Bagaimanapun, pertumbuhan cryptocurrency yang cepat ini telah menyebabkan seruan dari pemerintah dan regulator keuangan untuk regulasi yang lebih ketat.
Menurut para kritikus, alasan utama volatilitas adalah ekspektasi bahwa cryptocurrency akan tersebar luas sebagai alat pembayaran.
Beberapa faktor juga akan memainkan peran besar dalam menentukan arah pasar kripto.