Donald Trump, yang sampai saat ini masih menjabat sebagai Kepala Gedung Putih, akhirnya menandatangani RUU yang terkait dengan alokasi bantuan negara untuk perekonomian AS. RUU ini dirancang untuk memberikan dukungan kepada masyarakat dan dunia bisnis selama pendemi. Pendanaan pemerintah berdasarkan RUU ini adalah sebesar $ 2.3 triliun dan akan berlaku hingga 30 September tahun depan. RUU ini diperlukan untuk memulihkan tunjangan pengangguran, memberikan bantuan kepada masyarakat dalam menyewa perumahan, mencegah penggusuran, mempromosikan distribusi vaksin yang lebih besar, dan lain-lain.
Sebelumnya, Trump pernah menolak untuk menandatangani RUU tersebut dan menuntut beberapa amendemen dari Kongres yang akan secara signifikan meningkatkan pembayaran kepada masyarakat Amerika Serikat dan bisnis kecil. Akan tetapi, hari ini, 28 Desember, Trump berjanji bahwa Dewan Perwakilan Kongres akan memberikan suara untuk meningkatkan pembayaran kepada masyarakat Amerika: Presiden telah mengusulkan $ 2,000 per orang, bukan $ 600 seperti yang telah disepakati sebelumnya. Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat akan fokus pada kecurangan yang jelas telah terjadi dalam pemilihan presiden pada 3 November lalu, menurut Trump dan perwakilannya.
Di saat yang sama, Trump mendukung penghapusan total Pasal 230, yang merupakan bagian dari RUU tentang alokasi anggaran untuk pertahanan negara. Undang-undang ini sendiri disahkan di Amerika Serikat pada tahun 1996 dan menyarankan bahwa platform Internet dapat dengan bebas memposting konten yang dibuat pengguna tanpa kewajiban hukum apa pun. Presiden yakin bahwa bagian ini sangat berbahaya dan sangat tidak adil.
Di tengah berita yang kami sampaikan di atas, dolar AS melemah secara nyata. Namun perdagangan hari ini juga tidak boleh dianggap indikatif, karena banyak investor yang masih berada pada musim liburan Natal. Selain itu, indeks dolar tetap hampir tidak berubah dan berada di Dekat level 89.96, setelah turun selama tiga hari terakhir.