logo

FX.co ★ Akankah dolar AS terus melemah setelah pertumbuhan belakangan ini?

Akankah dolar AS terus melemah setelah pertumbuhan belakangan ini?

Akankah dolar AS terus melemah setelah pertumbuhan belakangan ini?

Ada perdebatan di mana-mana bahwa dolar AS akan melemah sepenuhnya. Namun perlu diingat bahwa mata uang ini memiliki potensi tersembunyi, yang mungkin saja menjadi kartu truf bagi perekonomian dunia.

Para ahli berpendapat bahwa salah satu alasan penting melemahnya dolar adalah penurunan tajam permintaan mata uang pelindung, yang menjadi tempat dolar AS. Rendahnya permintaan tersebut diawali dengan penurunan aktivitas bisnis AS. Terlebih, laporan negatif penjualan ritel negara tersebut juga mendukung prospek suram ini. Menurut laporan saat ini, penjualan ritel naik hanya 0,3% pada bulan lalu, dibandingkan dengan pertumbuhan September sebesar 1,6%. Pada saat yang sama, produksi industri AS juga merilis laporan yang mengecewakan: pertumbuhan bulan lalu hanya sebesar 1,1%, meskipun peningkatan sebesar 5,6% tercatat pada Februari, sebelum dimulainya pandemi COVID-19. Oleh karena itu, investor menjadi khawatir dengan situasi saat ini, yang memperkirakan penjualan ritel akan terus menurun, mengingat situasi pandemi yang memburuk di Amerika.

Penurunan kuat obligasi Departemen Keuangan AS juga dianggap sebagai pendorong utama lain mengapa dolar turun. Ahli strategi mata uang di Societe Generale Bank percaya bahwa jatuhnya imbal hasil riil pada obligasi AS terjadi setelah Fed menurunkan suku bunga dan memperkenalkan langkah-langkah karantina di tengah pandemi. Jadi, dominasi faktor negatif meragukan keberhasilan pertumbuhan ekonomi negara dalam jangka pendek dan menengah.

Selain itu, para ahli memperhatikan kelemahan fundamental dolar AS, yang tetap berada di bawah tekanan ketidakstabilan selama lima hari berturut-turut. Namun, mata uang ini terus berusaha meninggalkan keterpurukan. Kemarin, pasangan EUR/USD naik menjadi 1,1890, yang bertambah sebanyak 0,2%. Para analis ini terinspirasi, jadi mereka memperkirakan pasangan klasik ini naik ke level psikologis penting di 1,1900. Namun, situasi berubah drastis keesokan harinya. Hari ini, pasangan EUR/USD turun tajam, bergerak di sekitar level rendah di 1,1846-1,1847. Upaya lebih lanjut untuk memasuki tren naik terjadi dengan keberhasilan yang bervariasi.

Menurut para ekonom, kelebihan dolar AS dalam sistem keuangan global berdampak positif pada dinamika pasangan EUR/USD. Minggu ini, Fed dan Departemen Keuangan AS telah mencurahkan sejumlah besar likuiditas ke dalam perekonomian. Akibatnya, sebagian besar investor harus melepaskan dolar, yang menyebabkan tekanannya meningkat.

Langkah-langkah tersebut menguntungkan euro, yang tidak melewatkan kesempatannya dan naik tajam. Namun, para ahli menganggap ini sebagai fenomena sementara. Pertumbuhan euro selanjutnya terhalang oleh peningkatan tajam aset di neraca ECB, yang meningkat senilai €36,57 miliar minggu ini. Oleh karena itu, para ahli percaya bahwa ini adalah sinyal yang mengkhawatirkan untuk mata uang tunggal, yang menunjukkan transisi ke zona "negatif". Dalam situasi ini, investor lebih memilih menjual euro dan dolar AS, yang menyebabkan pasangan EUR/USD melemah.

Pasar terus-menerus dikejutkan oleh stabilitas dolar yang luar biasa dan kemampuannya untuk bangkit dari dasar. Para ahli mengakui bahwa inilah saatnya kejutan lain dari dolar AS, yang mampu menunjukkan potensi tersembunyi.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading