logo

FX.co ★ EUR/USD dan GBP/USD: Euro dan pound pasti turun terhadap dolar AS. Data inflasi AS mungkin menurunkan permintaan terhadap aset berisiko

EUR/USD dan GBP/USD: Euro dan pound pasti turun terhadap dolar AS. Data inflasi AS mungkin menurunkan permintaan terhadap aset berisiko

Trading euro terhenti jelang rilis data inflasi AS, yang dapat menentukan arah jangka pendek pasangan EUR / USD selanjutnya pekan ini.

Banyak yang memperkirakan inflasi akan tetap lemah pada tahun-tahun mendatang, bahkan jika terjadi reaksi ekonomi yang kuat terhadap virus korona. Penyuntikan likuiditas, yang dapat memicu lompatan inflasi, dapat diadopsi, tetapi Anda perlu memahami perbedaan antara pinjaman untuk investasi, dan pinjaman yang akan menyelamatkan bisnis, membayar upah dan menggantikan hilangnya pendapatan. Jika tidak, rekor arus uang akan menyebabkan lonjakan inflasi yang signifikan, jika suku bunga nol.

EUR/USD dan GBP/USD: Euro dan pound pasti turun terhadap dolar AS. Data inflasi AS mungkin menurunkan permintaan terhadap aset berisiko

Data inflasi di AS akan dipublikasikan hari ini, dan dari situ akan jelas seberapa dekat negara ini dengan tingkat deflasi. indeks diperkirakan turun signifikan, alasannya adalah harga energi yang rendah, sehingga yang terbaik untuk dilakukan adalah lebih perhatikan inflasi inti, di mana para ekonom tidak memperkirakan penurunan signifikan. Jika laporan tersebut lebih baik dari prakiraan ekonom, permintaan terhadap aset berisiko, seperti euro dan pound, mungkin meningkat, tetapi suasana bullish tidak akan bertahan lama. Di sisi lain, jika data berubah menjadi lebih buruk, permintaan terhadap aset safe haven akan meningkat, dan pasangan EUR/USD dan GBP/USD akan terus didorong menuruni tren.

EUR/USD dan GBP/USD: Euro dan pound pasti turun terhadap dolar AS. Data inflasi AS mungkin menurunkan permintaan terhadap aset berisiko

Alasan mengapa euro akan tetap di bawah tekanan dalam jangka menengah:

Wacana antara pengadilan Jerman dan Eropa memberi tekanan pada mata uang Eropa. Jumat lalu, pengadilan Eropa menyatakan bahwa hanya mereka yang memiliki kekuatan untuk membuat keputusan terkait pelanggaran peraturan di lembaga UE. Ini adalah tanggapan terhadap keputusan pengadilan Jerman pada hari Senin sebelumnya, ketika memutuskan bahwa program pelonggaran kuantitatif ECB tidak melanggar hukum Jerman, dan mengatakan bahwa pembelian obligasi oleh ECB tidak melanggar larangan atas pembiayaan pemerintah melalui kebijakan moneter. Namun, keputusan itu juga menyatakan bahwa Bundesbank harus berhenti membeli obligasi pemerintah di bawah program ECB selama tiga bulan ke depan, yang akan diikuti kecuali jika regulator Eropa mampu membuktikan keperluan dan manfaat programnya kepada para pendukung garis keras di pengadilan Jerman.

Situasi tersebut memperburuk hubungan di dalam ECB, dan memperluas perpecahan di Uni Eropa. Volume program pembelian obligasi ECB, serta kenaikannya, yang kemungkinan besar akan terjadi di masa depan, hanya akan menambah intensitas konflik, yang dapat memicu siklus baru penurunan pasangan EUR/USD.

Masalah lain yang mengancam akan menekan euro adalah pencabutan rezim karantina sebelumnya di negara-negara zona euro, yang dapat memicu kembalinya wabah virus korona. Probabilitas tersebut telah berulang kali ditunjukkan oleh para ahli di bidang ini, dan tanda-tanda kembalinya wabah dapat mengembalikan tindakan pembatasan sekuat sebelumnya, yang selanjutnya akan merusak perekonomian.

EUR/USD dan GBP/USD: Euro dan pound pasti turun terhadap dolar AS. Data inflasi AS mungkin menurunkan permintaan terhadap aset berisiko

Produksi industri di Italia turun dengan laju tercepat dalam sejarah, karena langkah-langkah karantina yang diperkenalkan untuk memerangi pandemi. Data di Jerman dan Perancis juga tidak lebih baik.

Data yang diterbitkan oleh Istat mengungkapkan bahwa produksi industri di Italia turun 28,4% pada bulan Maret, jauh lebih buruk daripada prakiraan aekonom sebesar 17%. Dibandingkan dengan Maret tahun lalu, penurunan indeks sebesar 29,3%. Penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan disebabkan oleh tindakan karantina yang diterapkan, serta rendahnya permintaan domestik yang disebabkan oleh virus korona. Dalam indeks, produksi peralatan dan pakaian anjlok hingga 50%.

Jerman juga mencatat penurunan produksi industri sebesar 9,2%, sementara Perancis mencatat penurunan 16,2%.

Sementara itu, data keadaan ekonomi AS yang dirilis kemarin tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar. Menurut laporan Conference Board, indeks tren ketenagakerjaan ternyata 43,43 poin pada April 2020, lebih rendah dari nilai Maret sebesar 57,87 poin. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, indeks turun 60,2%. Dengan data seperti itu, tugas utama pemerintah sekarang adalah mengembalikan orang untuk bekerja, sambil meminimalkan penyebaran virus korona.

Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, berpidato kemarin membahas perlunya untuk mendukung ekonomi. Menurut Mnuchin, pemerintah federal seharusnya tidak membeli kembali utang yang ada sebelum virus, khususnya pasar hipotek, karena program pinjaman Fed tidak dirancang untuk ini.

The New York Fed kemarin juga menerbitkan survei, yang mengungkapkan bahwa rumah tangga telah melihat 20% peluang kehilangan pekerjaan pada tahun 2021, dan lebih dari 39% konsumen mengatakan bahwa situasi keuangan mereka memburuk dibandingkan tahun lalu.

Mengenai gambaran teknikal pasangan EUR/USD, bear terus mencapai penurunan yang lancar ke level 1.0770, di mana breakout di titik tersebut akan memberikan pasangan akses bebas ke posisi terendah 1.0720 dan 1.0640. Namun, jika bull berhasil mengembalikan harga ke level resistance di 1.0820 hari ini, sejumlah stop order akan dirobohkan, dan koreksi naik yang lebih besar ke titik tertinggi 1.0880 dan 1.0970 dimungkinkan. Banyak yang akan bergantung pada laporan inflasi AS.

GBP/USD

EUR/USD dan GBP/USD: Euro dan pound pasti turun terhadap dolar AS. Data inflasi AS mungkin menurunkan permintaan terhadap aset berisiko

Pound Inggris terus turun terhadap dolar AS di tengah kurangnya panduan tentang kapan langkah-langkah isolasi akan dilonggarkan, karena rencana tiga langkah pemerintah Inggris meningkatkan kekhawatiran di kalangan para pelaku pasar. Minggu ini, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mempresentasikan rencana untuk secara bertahap mencabut pembatasan, tetapi tidak mengandung aturan khusus untuk pembatasan sosial, yang dapat mengarah pada wabah baru pandemi. Pound juga tetap di bawah tekanan di tengah tidak adanya prospek yang terkait dengan dimulainya kembali negosiasi perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa.

Menganai gambaran teknikal pasangan GBP/USD, bear menghadapi masalah dalam bentuk level support 1.2280, di mana breakout level tersebut akan membuat pasangan ini turun ke area titik terendah 1.2200 dan 1.2160, di mana angka ke-20 terletak di bawahnya. Untuk momentum bullish yang lebih kuat, pembeli harus mengembalikan harga ke level resistance di 1.2360, yang hasilnya akan mengarah pada koreksi ke area tertinggi di 1.2360 dan 1.2560.

*Analisis pasar yang diposting disini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anda, namun tidak untuk memberikan instruksi untuk melakukan trading
Buka daftar artikel Buka artikel penulis ini Buka akun trading