Lima Eksekutif yang Berpotensi Memimpin Tesla Lebih Baik daripada Elon Musk

Tesla tengah menghadapi masa sulit: ketidakpuasan terhadap Elon Musk akibat keterlibatannya dalam dunia politik telah memicu gelombang boikot dan protes. Pada saat yang sama, persaingan dengan produsen mobil listrik asal Tiongkok semakin sengit, mengancam posisi Tesla sebagai pemimpin pasar. Meski kecil kemungkinan Musk akan mundur dari posisi CEO, para analis Forbes mulai mempertimbangkan siapa yang bisa memimpin perusahaan ini dengan lebih efektif di tengah kondisi seperti sekarang.

JB Straubel

JB Straubel adalah salah satu dari lima pendiri Tesla dan merupakan kandidat paling potensial untuk menjadi CEO jika Elon Musk mundur. Saat ini, ia memimpin Redwood Materials, perusahaan yang fokus pada daur ulang baterai dan produksi komponennya. Dari 2004 hingga 2019, Straubel menjabat sebagai Chief Technical Officer Tesla dan memimpin pengembangan motor listrik serta baterai, termasuk peluncuran gigafactory di Nevada. Sejak 2023, ia menjadi anggota dewan direksi Tesla, yang memberinya pemahaman mendalam terkait proses bisnis perusahaan.

Tom Zhu

Tom Zhu adalah Wakil Presiden Senior Tesla yang bertanggung jawab atas operasi otomotif perusahaan di pasar Tiongkok. Ia bergabung dengan Tesla pada 2014 setelah sebelumnya bekerja di Kaibo Engineering Group, dan dengan cepat menjadi sosok kunci di kawasan Asia. Di bawah kepemimpinannya, pabrik Tesla di Shanghai berhasil dibangun dan beroperasi dengan sukses. Sejak 2020, pabrik ini berperan penting dalam mendongkrak profitabilitas perusahaan. Pengetahuan Zhu yang mendalam tentang pasar Tiongkok dan rantai pasok kendaraan listrik menjadikannya kandidat kuat pengganti Musk.

Stella Li

Stella Li adalah Wakil Presiden Eksekutif BYD, raksasa otomotif asal Tiongkok, sekaligus kepala operasi perusahaan tersebut di Amerika Utara dan Selatan. Mengawali karier sebagai manajer pemasaran pada 1996, Stella Li meniti jenjang karier hingga menjadi salah satu tokoh utama di BYD. Ia juga telah meraih pengakuan global, termasuk masuk dalam daftar Time 100 Climate Leaders dan Person of the Year di industri otomotif. Pengetahuannya yang luas tentang pasar Tiongkok dan kerja sama sukses dengan Tesla—yang membeli baterai dari BYD—membuatnya menjadi salah satu kandidat paling menjanjikan untuk menggantikan Musk.

John Krafcik

John Krafcik adalah mantan CEO Waymo, tempatnya berhasil mengubah proyek riset tersebut menjadi layanan robotaksi yang menguntungkan. Ia memulai karier pada 1984 di NUMMI, perusahaan patungan antara Toyota dan General Motors yang kemudian menjadi pabrik Tesla terbesar di AS. Krafcik juga pernah memegang posisi penting di Ford dan memimpin Hyundai di pasar Amerika Serikat, tempatnya mendorong pertumbuhan penjualan yang stabil. Saat ini, ia duduk di dewan direksi Rivian dan Daimler Truck, yang memberinya koneksi kuat di industri otomotif global.

Jose Munoz

Jose Munoz adalah salah satu kandidat paling tidak terduga untuk posisi CEO Tesla. Pada 2025, ia menjadi orang non-Korea pertama yang memimpin Hyundai Motor, sekaligus orang pertama di luar keluarga pendiri Chung yang menjabat posisi tersebut. Sebelumnya, Munoz menjabat sebagai Chief Operating Officer global Hyundai dan memiliki pengalaman 15 tahun di Nissan, termasuk sebagai Chief Performance Officer dan Chairman divisi Amerika Utara. Ia juga pernah menghabiskan lima tahun bekerja di divisi Eropa Toyota.