​Lira Turki merosot ke titik terendah sepanjang masa

Lira Turki anjlok ke titik terendah sepanjang masa di pasar keuangan internasional. Harganya mencapai 28,6 lira per dolar.

Pada 7 November, mata uang Turki merosot ke rekor terendah terhadap dolar AS. Tak disangka, harganya anjlok hingga 28,6 lira per satu dolar AS. Beberapa saat kemudian, lira sedikit naik menuju 28,49. Akibatnya, mata uang ini melemah sebesar 0,2%.

Para analis menilai ini merupakan pukulan besar bagi perekonomian Turki. Terlebih, prakiraan tidak menunjukkan adanya kemajuan.

Perlu diingat bahwa pada awal musim panas 2023, satu dolar senilai 21 lira, sedangkan pada awal tahun, nilai tukarnya senilai 13,5 lira. Menurut perkiraan, lira Turki adalah salah satu mata uang negara berkembang dengan kinerja terburuk, bersama dengan rubel Rusia dan peso Argentina. Para ekonom menduga anjloknya lira Turki disebabkan oleh kebijakan jangka panjang yang diambil Tayyip Erdogan. Faktanya, presiden ini memilih teori ekonomi alternatif, yang menyarankan penurunan suku bunga utama yang bertujuan memperlambat pertumbuhan harga konsumen. Namun, pendekatan yang dipilih gagal membuahkan hasil.

Anehnya, para ekonom memperingatkan pemimpin Turki ini atas dampak tersebut, tetapi tidak membuahkan hasil. Sebaliknya, Erdogan menuntut pelonggaran kebijakan moneter dengan mengabaikan kenaikan harga yang sedang berlangsung. Dampak keseluruhannya ternyata mengkhawatirkan. Akibatnya, lira anjlok sehingga menimbulkan ancaman bagi perekonomian nasional.

Setelah kemenangan dalam pemilihan presiden, Tayyip Erdogan mencopot gubernur bank sentral dari jabatannya dan menggantikannya dengan Hafize Gaye Erkan, seorang eksekutif keuangan di Amerika Serikat. Pada awal Juni, tepat setelah Hafize Gaye Erkan menjabat, suku bunga acuan meroket menjadi 30% dari 8,5%. Selain itu, pada akhir Oktober, bank sentral menaikkan suku bunga menjadi 35%. Dengan latar belakang ini, inflasi mungkin akan melonjak hingga 68% pada akhir tahun 2023. Meskipun demikian, kenaikan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan lonjakan menakjubkan sebesar 85% pada tahun 2022.