Menurut International Monetary Fund (IMF), tingkat pertumbuhan ekonomi Eropa diharapkan akan melambat menjadi 1,3% pada akhir 2023. Namun, pada 2024, PDB negara-negara UE ini diperkirakan akan naik 1,5%, dan 2,1% pada 2025. Negara-negara UE secara khusus menghadapi kemerosotan ekonomi. Meski demikian, prospek zona euro menjanjikan, dan blok ini bisa mengatasi pertumbuhan ekonomi yang kuat. Para ekonom percaya bahwa dalam jangka menengah, perekonomian UE tidak akan menghadapi resesi yang parah.Namun, prospek jangka pendeknya sama sekali tidak optimis. Perekonomian Eropa diperkirakan akan mengalami apa yang disebut “soft landing”, yang ditandai dengan penyusutan PDB yang merata dan penurunan inflasi secara bertahap. IMF memperingatkan, dalam beberapa bulan mendatang, UE kemungkinan besar tidak akan kembali ke tingkat harga konsumen sebelum krisis karena hal ini mungkin memerlukan waktu beberapa tahun. IMF menyatakan bahwa European Central Bank akan memainkan peran penting dalam memerangi kenaikan harga. Lembaga keuangan ini berniat untuk tetap berpegang pada pengetatan kebijakan moneter saat ini. Perwakilan dari ECB menyebut bahwa "diskusi apa pun mengenai penurunan suku bunga jelas terlalu dini." Sebelumnya, analis dari Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) menyoroti laju penurunan produksi industri di negara tersebut. Pada akhir September 2023, indikator di Jerman ini mengalami penurunan sebesar 1,4% dibandingkan bulan Agustus, jauh lebih besar dari penurunan 0,1% yang diperkirakan para pakar. Selain itu, menurut Destatis, volume produksi industri di Jerman anjlok 2,1% setiap kuartal.