Pandemi depresi baru menghantam perekonomian Eropa

Menurut laporan Interia, mengutip Institut Ekonomi Polandia (PIE), negara-negara Uni Eropa telah mengalami kerugian tahunan sebesar €600 miliar akibat depresi yang meluas di kalangan warganya. Para analis menggambarkan Eropa sedang dilanda pandemi baru berupa depresi dan kecemasan, yang awalnya dipicu oleh pandemi COVID-19 dan diperburuk oleh timbulnya konflik Rusia-Ukraina. PIE memperkirakan bahwa depresi dan kecemasan telah menjadi pandemi di Eropa dan sangat merugikan perekonomian negara-negara Uni Eropa. Saat ini, para ekonom telah berupaya untuk mengkuantifikasi permasalahan kesehatan mental ini menjadi kerugian nyata bagi perekonomian Uni Eropa. Menurut para analis, 62% orang Eropa yang disurvei melaporkan penilaian negatif terhadap kesehatan mental mereka, terutama karena konflik Rusia-Ukraina dan pandemi tersebut. Penilaian PIE menunjukkan bahwa depresi yang berkepanjangan telah mengakibatkan kerugian ekonomi total sebesar €600 miliar di 27 negara UE dan Inggris. Interia mencatat bahwa kerugian keseluruhan di Eropa akibat masalah kesehatan mental telah melebihi 4,2% PDB. Lebih dari sepertiga biaya ini disebabkan oleh penurunan lapangan kerja dan produktivitas tenaga kerja. Para ekonom mengakui bahwa depresi perlu segera diatasi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap dolar yang diinvestasikan dalam meningkatkan pengobatan depresi dan kecemasan "menghasilkan pengembalian sebesar 4 dolar dalam kesehatan dan kemampuan bekerja yang lebih baik." Sementara itu, ekonom terkemuka Nouriel Roubini, yang sering dijuluki "Dr Doom" karena prediksinya yang pesimistis, menyamakan situasi ekonomi global dengan "kecelakaan kereta api yang bergerak lambat".