Presiden Argentina, Javier Milei, secara mengejutkan menyatakan bahwa masa-masa baik telah tiba bagi negaranya. Optimisme yang luar biasa ini muncul di tengah tantangan ekonomi dan kekacauan geopolitik. Menurut pemimpin Argentina tersebut, perekonomian nasional mulai tumbuh dengan kokoh, dengan kenaikan upah minimum di negara tersebut sebesar hampir empat kali lipat.
Dalam pernyataannya, Milei berkata, “Ekonomi Argentina telah melewati masa-masa sulit” dan kini menunjukkan pertumbuhan. Belum lama ini, Presiden merefleksikan tahun pertamanya menjabat, menyatakan bahwa negara kini “keluar dari gurun” setelah sebelumnya “melewati api”.
Sebelumnya, Milei dijuluki “Presiden Gergaji Mesin”. Selama kampanyenya pada tahun 2023, ia terkenal membawa gergaji mesin sebagai simbol janjinya untuk memotong pengeluaran pemerintah dan mengatasi inflasi. Menurut Milei, hasil awal dari kebijakannya menjanjikan, dan ia percaya bahwa “masa depan hanya akan menjadi lebih baik”.
Presiden menyampaikan rasa terima kasih kepada warga atas kepercayaan mereka, menekankan bahwa situasi ekonomi Argentina mulai membaik. Dengan latar belakang ini, upah minimum melonjak dari $300 menjadi $1.100. “Masa-masa bahagia akan datang untuk Argentina,” simpul Milei.
Saat menjabat pada akhir 2024, Milei memperingatkan bahwa situasi mungkin akan memburuk dalam jangka pendek, dengan hasil positif yang baru terlihat kemudian. Pemerintahannya kemudian menerapkan langkah-langkah seperti devaluasi peso dan kebijakan ekonomi radikal lainnya. Namun, langkah-langkah dari presiden libertarian ini menyebabkan lonjakan angka kemiskinan, yang hampir dua kali lipat dari 9,6% menjadi 17,5%.
Pemimpin flamboyan Argentina ini, yang awalnya berjanji untuk menutup bank sentral dan mengesahkan dolar AS sebagai mata uang nasional, kemudian merevisi strateginya. Ia terpaksa berkompromi dengan lembaga politik yang ada. Menurut Guillermo Francos, Kepala Staf Argentina, Milei kesulitan menavigasi politik Argentina karena ia “tidak benar-benar memahaminya”.
Kebijakan luar negeri Milei juga menghadapi tantangan. Patricio Giusto, direktur think tank Tiongkok-Argentina Observatory, berpendapat bahwa tahun pertama Milei menunjukkan kebijakan luar negerinya bersifat “ideologis dan kurang pragmatis”. Menurut analis tersebut, keputusan Argentina untuk menarik diri dari BRICS adalah contoh paling jelas dari sikap ini.