Tarif Trump berpeluang menggagalkan perkembangan inflasi AS, Yellen memperingatkan

Menurut Menteri Keuangan AS Janet Yellen, tarif yang diusulkan oleh Presiden terpilih Donald Trump dapat menggagalkan kemajuan dalam memerangi inflasi.

Tarif baru yang lumayan direncanakan Trump untuk diterapkan dapat menaikkan harga bagi konsumen Amerika, yang menyebabkan kemunduran dalam mengurangi inflasi. "Ini merupakan strategi yang saya khawatirkan dapat menggagalkan kemajuan yang telah kita buat dalam inflasi dan akan berdampak buruk pada pertumbuhan," kata Yellen, seraya menambahkan bahwa hal itu dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi AS.

Rencana Trump salah satunya adalah menaikkan tarif 60% pada impor Tiongkok dan tarif 10% hingga 20% pada barang-barang dari negara lain. Analis mengatakan bahwa tarif 40% untuk barang impor Tiongkok lebih mungkin terjadi pada tahap ini. Trump juga sudah menjanjikan tarif 25% pada semua barang dari Meksiko dan Kanada, yang menargetkan imigrasi ilegal dan penyelundupan narkoba ke AS. Ia juga memperingatkan bahwa ia akan menutup pasar AS bagi negara-negara BRICS apabila mereka mencoba menciptakan alternatif bagi dolar AS atau berhenti menggunakan mata uang ini.

Menariknya, otoritas moneter AS telah lama memerangi inflasi, dengan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga acuannya pada level tertinggi dalam 20 tahun terakhir sebesar 5,25% hingga 5,5%. Namun, Trump mengkritik Ketua Federal Reserve Jerome Powell karena bersikap bimbang mengenai suku bunga. Meskipun ada perbedaan pendapat yang terus berlanjut ini, Trump menjelaskan bahwa ia tidak akan memaksa Powell untuk segera meninggalkan jabatannya.