Ekonomi Tiongkok diperkirakan akan segera bergerak. Liao Min,Wakil Menteri Keuangan Tiongkok, percaya bahwa langkah-langkah stimulus ekonomi yang baru saja diperkenalkan oleh otoritas akan membuktikan manfaatnya. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi domestik dan mencapai target pertumbuhan PDB sebesar 5% pada tahun 2024.
Pejabat tersebut menyatakan bahwa tujuan dari paket stimulus ini adalah untuk memperkuat strategi makroekonomi yang bertujuan memperluas permintaan domestik, serta mengoordinasikan kebijakan moneter guna mendukung restrukturisasi ekonomi nasional.
Liao Min menyebutkan bahwa rincian kebijakan keuangan ini akan disampaikan setelah pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional yang akan berlangsung pada 4 hingga 8 November.
Dalam beberapa minggu terakhir, otoritas Tiongkok telah menerapkan langkah-langkah berani yang belum pernah terlihat sejak pandemi COVID-19, termasuk menurunkan suku bunga dan meningkatkan pasokan uang untuk bank. Para ahli memperkirakan bahwa langkah-langkah ini bertujuan tidak hanya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi tetapi juga untuk menekan risiko dan meminimalkan tantangan ekonomi yang terus berlanjut di seluruh negeri.
Aspek kunci dari langkah-langkah stimulus baru ini adalah penggunaan obligasi pemerintah khusus ultra-panjang untuk membiayai program pertukaran barang konsumsi. Menurut Liao Min, ini adalah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menunjukkan pentingnya konsumsi dalam pengembangan kebijakan fiskal negara.
Sebelumnya, pembuat kebijakan tersebut mengonfirmasi bahwa pejabat Tiongkok telah membahas rencana ini dengan rekan-rekan mereka di Amerika Serikat. Liao Min menekankan tekad Tiongkok untuk terus maju dengan reformasi dan menyoroti komitmen negara tersebut terhadap pembangunan berkualitas tinggi.
Namun, dana yang cukup besar diperlukan untuk melaksanakan inisiatif ini. Analis di Citigroup dan Goldman Sachs memperkirakan bahwa 3 triliun yuan ($421 miliar) akan dibutuhkan pada tahun 2024 untuk menangani masalah defisit pendapatan dan merekapitalisasi bank, serta 5 triliun yuan untuk melunasi utang domestik tersembunyi.
Menariknya, pertemuan legislatif di Tiongkok, di mana paket stimulus ini akan dibahas, bertepatan dengan pemilihan presiden di Amerika Serikat. Hal ini dapat berdampak negatif pada hubungan antara Washington dan Beijing, terutama mengingat ancaman Donald Trump untuk memberlakukan tarif baru pada impor Tiongkok. Skenario ini dapat memperburuk hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi Tiongkok mungkin melambat.