Yen Meraih 'Wild Card'

Tak ada hal yang abadi. Setelah satu setengah dekade mendominasi arena politik Jepang, Partai Demokrat Liberal akhirnya kehilangan suara mayoritasnya di Dewan Perwakilan Rakyat. Berbarengan bersama sekutunya, Komeito, mereka perlu menarik anggota baru ke lingkaran koalisi mereka. Ketidakpastian politik serta peningkatan risiko stimulus fiskal membawa pasangan USD/JPY meroket lebih tinggi bahkan membuat pemerintah perlu mengambil intervensi verbal.

Menurut Menteri Keuangan, Katsunobu Kato, pihak berwenang mengawasi perkembangan Forex dengan tingkat kewaspadaan yang memanas. Sebelumnya, pernyataan seperti ini merupakan sebuah pertanda intervensi mata uang, total dana yang dihabiskan telah mencapai lebih dari $100 miliar di Tokyo pada tahun 2024 saja. Walaupun demikian, spekulan lebih memikirkan terkait terbatasnya opsi yang dapat diambil oleh Bank of Japan. Menjelang pemilihan parlemen, hedge fund merasa kian pesimis terhadap yen untuk pertama kalinya sejak awal Oktober.

Dinamika Posisi Spekulatif pada Yen

Para pakar di Bloomberg sudah memprediksi sinyal dari Kazuo Ueda mengenai keberlanjutan dari siklus normalisasi kebijakan moneter pada bulan Desember atau Januari. Tetapi, ketidakpastian politik sepertinya akan membuat pertemuan Dewan Gubernur di bulan Oktober ini menjadi sekedar formalitas. Terdapat ketidakyakinan bahwa BOJ akan membicarakan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Apabila para investor tidak mendapatkan sinyal kenaikan suku bunga, reli pasangan USD/JPY sepertinya akan terus berlanjut.

Meskipun demikian, kelemahan mata uang yen terhadap mata uang dolar AS tidak mencerminkan bahwa yen kehilangan kekuatannya terhadap mata uang utama lainnya. Menurut penelitian dari Vanguard, yen memiliki performa yang baik sebagai aset safe-haven selama pemilu presiden AS. Surplus neraca berjalan Jepang adalah senilai $20 miliar, likuiditas tinggi dan juga inflasi yang relatif rendah mencerminkan kekuatan mata uang tersebut.

Respon Mata Uang Global terhadap Pemilihan Umum AS

Oleh sebab itu, masih terlalu cepat jika ingin mengabaikan para penjual pasangan USD/JPY. Pasangan ini masih memiliki banyak keunggulan, dan seandainya mata uang dolar AS mengalami pelemahan, reli pasangan tersebut dapat berbalik menjadi penurunan tajam dalam waktu cepat.

Terdapat alasan di balik keadaan ini: para pakar di Reuters memprediksi perlambatan pertumbuhan nonfarm payrolls di AS pada bulan Oktober yang awalnya 254.000 menurun ke 125.000. Badai serta pemogokan berperan dalam menekan angka aktual di bawah 100.000. Apabila keadaan ini terjadi, pasar sepertinya akan terus mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan suku bunga federal funds sebanyak 50 basis poin pada bulan Desember. Keputusan tersebut akan menjadi kabar mengenaskan bagi dolar AS namun kabar bahagia bagi para pesaing dolar AS, termasuk yen Jepang.

Secara teknis, jika melihat performa grafik harian USD/JPY, pasangan tersebut mampu mendekati target 161,8% sesuai dengan pola trading harmonik AB=CD. Pola ini membentuk zona konvergensi antara 153,85 dan 154,20 dengan level pivot. Reversal akan membenarkan take profit pada long position dan peralihan ke short position.